BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arsitektur merupakan bagian dari Candi Borobudur.
Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut tentang arsitekur yang ada di
Candi Borobudur, mari kita pelajari atau kita kenali tentang arsitektur
tersebut.
Candi Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang
terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Monumen ini merupakan
model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan
Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun
umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan
kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha.
Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai
ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum
jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam
kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu),
Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud).
Berpegangan pada latar belakang di atas, penulis mencoba membahas tentang Arsitektur Candi Borobudur.
Berpegangan pada latar belakang di atas, penulis mencoba membahas tentang Arsitektur Candi Borobudur.
B.
Batasan Masalah
Agar pembahasan sesuai dengan yang di inginkan
penulis dapat tercapai dengan tepat dan benar maka penulis membatasi masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana
Sejarah Candi Borobudur?
2. Apakah
Arti Borobudur?
3. Benda
– Benda Apa Saja Yang Ada Di Candi Borobudur?
4. Bagaimana
Peranan Candi Borobudur Bagi Obyek Wisata?
C.
Tujuan
Dengan di buatnya karya tulis ini, penulis mempunyai
tujuan pokok yang ingin di capai adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui dan menghayati sejarah berdirinya Candi Borobudur
2. Sebagai
siswa harus tahu latar belakang di dirikannya Candi Borobudur
3. Untuk
mengetahui makna dan arti yang terkandung dalam komplek bangunan Candi
Borobudur
4. Mengetahui
peranan Candi Borobudur sebagai objek Wisata
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Waktu Di Dirikan
Banyak
buku – bukusejarah yang menuliskan tentang Candi Borobudur akan tetapi kapan
Candi Borobudur itu di dirikan tidaklah dapat di ketahui secara pasti namun
suatu perkiraan dapat di peroleh dengan tulisan singkat yang di pahatkan di
atas pigura relief kaki asli Candi Borobudur ( Karwa Wibhangga ) menunjukan
huruf sejenis dengan yang di dapatkan dari prasati di akhir abad ke – 8 sampai
awal abad ke – 9 dari bukti – bukti tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa
Candi Borobudur di dirikan sekitar tahun 800 M.
Kesimpulan
tersebut di atas itu ternyata sesuai benar dengan dengan kerangka sejarah
Indonesia pada umumnya dan juga sejrah yang berada di daerah jawa tengah paa
khususnya periode antara abad ke – 8 dan pertengahan abad ke – 9 di terkenal
dengan abad Emas Wangsa Syailendra kejayaan ini di tandai di bangunnya sejumlah
besar candi yang di lereng – lereng gunung kebanyakan berdiri khas bangunan
hindu sedangkan yang bertebaran di dataran – dataran adaaalah khas bangunan
Budha tapi ada juga sebagian khas Hindu
Dengan
demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur di bangun oleh wangsa
Syailendra yang terkenal dalam sejarah karena karena usaha untuk menjungjung
tinggi dan mengagungkan agama Budha Mahayana.
B.
Penemuan Kembali
Borobudur
yang menjadi keajaiban dunia menjulang tinggidi antara dataran rendah di
sekelilingnya
Tidak
akan pernah mamasuk akal mereka melihat karya seni terbesar yang merupakan
hasil karya sangat mengagumkan dan tidak lebih masuk akal lagi bila di katakan
Candi Borobudur pernah mengalami kerusakan
Memang
demikian keadaannya Candi Borobudur terlupakan selama tenggang waktu yang cukup
lama bahkan sampai berabad – abad bangunan yang begitu megahnya di hadapkan
pada proses kehancuran. Kira – kira hanya 150 tahun Candi Borobudur di gunakan
sebagai pusat Ziarah, waktu yang singkat di bandingkan dengan usianya ketika
pekerja menghiasi / membangun bukit alam Candi Borobudur dengan batu – batu di
bawah pemerintahan yang sangat terkenal yaitu SAMARATUNGGA, sekitar tahun 800 –
an dengan berakhirnya kerajaan Mataram tahu 930 M pusat kehidupan dan
kebudayaan jawa bergeser ke timur
Demikian
karena terbengkalai tak terurus maka lama – lama di sana – sini tumbuh macam –
macam tumbuhan liar yang lama kelamaan menjadi rimbun dan menutupi bangunannya.
Pada kira – kira abad ke – 10 Candi Borobudur terbengkalai dan terlupakan.
Baru
pada tahun 1814 M berkat usaha Sir Thomas Stamford Rafles Candi Borobudur
muncul dari kegelapan masa silam. Rafles adalah Letnan Gubernur Jendral
Inggris, ketika Indonesia di kuasai / di jajah Inggris pada tahun 1811 M – 1816
M.
Pada
tahun 1835 M seluruh candi di bebaskan dari apa yang menjadi penghalang
pemandangan oleh Presiden kedua yang bernama Hartman, karen begitu tertariknya
terhadap Candi Borobudur sehingga ia mengusahakan pembersihan lebih lanjut,
puing –puing yang masih menutupi candi di sigkirkan dan tanah yang menutupi
lorong – lorong dari bangunan candi di singkirkan semua shingga candi lebih
baik di bandingkan sebelumnya.
C.
Penyelamatan I
Semenjak
Candi Borobudur di temukan dimulailah usaha perbaikan dan pemugaran kembali
bangunan Candi Borobudur mula – mula hanya dilakukan secara kecil – kecilan
serta pembuatan gambar – gambar dan photo – photo reliefnya. Pemugaran Candi
Borobudur yang pertam kali di adakan pada tahun 1907 M – 1911 M di bawah
pimpinan Th Van erf dengan maksudnya adalah untuk menghindari kerusakan –
kerusakan yang lebih besar lagi dari bangunan Candi Borobudur walaupun banyak
bagian tembok atau dinding – dinding terutam tingkat tiga dari bawah sebelah
Barat Laut, Utara dan Timur Laut yang masih tampak miring dan sangat
mengkhawatirkan bagi para pengunjungmaupun bangunannya sendiri namun pekerjaan
Van Erp tersebut untuk sementara Candi Borobudur dapat dsi selamatkan dari
kerusakan yang lebih besar.
Mengenai
gapura – gapura hanya beberapa saja yang telah di kerjakan masa itu telah
mengembalikan kejayaan masa silam, namun juga perlu di sadari bahwa tahun –
tahun yang di lalui borobudur selama tersembunyi di semak – semak secara tidak
langsung telah menutupi adan melindungi dari cuaca buruk yang mungkin dapat
merusak bangunan Candi Borobudur, Van Erp berpendapat miring dan meleseknya
dinding – dinding dari bangunan itu tidak sangat membahayakan bangunan itu,
Pendapat itu sampai 50 tahun kemudian memang tidak salah akan tetapi sejak
tahun 1960 M pendapat Tn Vanerf itu mulai di ragukan dan di khawatirkan akan
ada kerusakan yang lebih parah
D.
Pemugaran Candi Borobudur
Pemugaran
Candi Borobudur di mulai tanggal 10 Agustus 1973 prasati dimulainya pekerjaan
pemugaran Candi Borobudur terletak di sebelah Barat Laut Menghadap ke timur
karyawan pemugaran tidak kurang dari 600 orang diantaranya ada tenaga – tenaga
muda lulusan SMA dan SIM bangunan yang memang diberikan pendidikan khususnya
mengenai teori dan praktek dalam bidang Chemika Arkeologi ( CA ) dan Teknologi
Arkeologi ( TA )
Teknologi
Arkeologi bertugas membongkar dan memasang batu - batu Candi Borobudur
sedangkan Chemika Arkeologi bertugas membersihkan serta memperbaiki batu – batu
yang sudah retak dan pecah, pekerjaan – pekerjan di atas bersifat arkeologi
semua di tangani oleh badan pemugaran Candi Borobudur, sedangkan pekerjaan yang
bersifat teknis seperti penyediaan transportasi pengadaaan bahan – bahan
bangunan di tangani oleh kontraktor ( PT NIDYA KARYA dan THE CONTRUCTION AND
DEVELOPMENT CORPORATION OF THE FILIPINE ).
Bagian
– bagian Candi Borobudur yang di pugar ialah bagian Rupadhatu yaitu tempat
tingkat dari bawah yang berbentuk bujur sangkar sedangkan kaki Candi Borobudur
serta teras I, II, III dan stupa induk ikut di pugar pemugaran selesai pada
tanggal 23 Februari 1983 M di bawah pimpinan DR Soekmono dengan di tandai
sebuah batu prasati seberat + 20 Ton.
Prasasti
peresmian selesainya pemugaran berada di halaman barat dengan batu yang sangat
besar di buatkan dengan dua bagian satu menghadap ke utara satu lagi menghadap
ke timur penulisan dalam prasasti tersebut di tangani langsung oleh tenaga yang
ahli dan terampil dari Yogyakarta yang bekerja pada proyek pemugaran Candi
Borobudur.
E.
Bangunan Candi Borobudur
a. Uraian Banguan Candi Borobudur
Candi Borobudur di
bangun mengunakan batu Adhesit sebanyak 55.000 M3 bangunan Candi Borobudur
berbentuk limas yang berundak – undak dengan tangga naik pada ke – 4 sisinya (
Utara, selatan, Timur Dan Barat ) pada Candi Borobudur tidak ada ruangan di
mana orang tak bisa masuk melainkan bisa naik ke atas saja.
Lebar bangunan Candi
Borobudur 123 M
Panjang bangunan Candi
Borobudur 123 M
Pada sudut yang membelok
113 M
Dan tinggi bangunan
Candi Borobudur 30.5 M
Pada kaki yang asli di
di tutup oleh batu Adhesit sebanyak 12.750 M3 sebagai selasar undaknya.
Candi Borobudur
merupakan tiruan dari kehidupan pada alam semesta yang terbagi ke dalam tiga
bagian besar di antaranya :
1. Kamadhatu:
Sama dengan alam bawah atau dunia hasrat dalam dunia ini manusia terikat pada
hasrat bahkan di kusai oleh hasrat kemauan dan hawa nafsu, Relief – relief ini
terdapat pada bagian kaki candi asli yang menggambarkan adegan – adegan Karmawibangga
ialah yang melukiskan hukum sebab akibat.
2. Rupadhatu:
Sama dengan alam semesta antara dunia rupa dalam hal manusia telah meninggalkan
segala urusan keduniawian dan meninggalkan hasrat dan kemauan bagian ini
terdapat pada lorong satu sampai lorong empat
3. Arupadhatu:
Sama dengan alam atas atau dunia tanpa rupa yaitu tempat para dewa bagian ini
terdapat pada teras bundar ingkat I, II, dan III beserta Stupa Induk.
b. Patung
Di dalam bangunan Budha
terdapat patung – patung Budha berjumlah 504 buah diantaranya sebagai berikut:
Patung Budha yang
terdapat pada relung – relung : 432 Buah
Sedangkan pada teras –
teras I, II, III berjumlah : 72 Buah
Jumlah : 504 Buah
Agar lebih jelas susunan – susunan patung Budha pada
Budha sebagai berikut:
1. Langkah
I Teradapat : 104 Patung Budha
2. Langkah
II Terdapat : 104 Patung Budha
3. Langkah
III Terdapat : 88 Patung Budha
4. Langkah
IV Terdapat : 22 Patung Budha
5. Langkah
V Terdapat : 64 Patung Budha
6. Teras
Bundar I Terdapat : 32 Patung Budha
7. Teras
Bundar II Terdapat : 24 Patung Budha
8. Teras
Bundar III Terdapat : 16 Patung Budha
Jumlah : 504 Patung Budha
Sekilas
patung Budha itu tampak serupa semuanya namun sesunguhnya ada juga perbedaannya
perbedaan yang sangat jelas dan juga yang membedakan satu sama lainya adalah
dalam sikap tangannyayang di sebut Mudra dan merupakan ciri khas untuk setiap
patung sikap tangan patung Budha di Candi Borobudur ada 6 macam hanya saja
karena macam oleh karena macam mudra yang di miliki menghadap semua arah (Timur
Selatan Barat dan Utara) pada bagian rupadhatu langkah V maupun pada bagian
arupadhatu pada umumnya menggambarkan maksud yang sama maka jumlah mudra yang
pokok ada 5 kelima mudra it adalah Bhumispara – Mudra Wara – Mudra, Dhayana –
Mudra, Abhaya – Mudra, Dharma Cakra – Mudra.
c.
Patung Singa
Pada Candi Borobudur selain patung Budha juga
terdapat patung singa jumlah patung singa seharusnya tidak kurang dari 32 buah
akan tetapi bila di hitung sekarang jumlahnya berkurang karena berbagai sebab
satu satunya patung singa besar berada pada halaman sisi Barat yang juga
menghadap ke barat seolah – olah sedang menjaga bangunan Candi Borobudur yang
megah dan anggun.
d. Stupa
- Stupa Induk
Berukuran lebih besar dari stupa – stupa lainya dan
terletak di tengah – tengah paling atas yang merupakan mhkota dari seluruh
monumen bangunan Candi Borobudur, garis tengah Stupa induk + 9.90 M puncak yang
tertinggi di sebut pinakel / Yasti Cikkara, terletak di atas Padmaganda dan
juga trletak di garis Harmika.
- Stupa Berlubang / Terawang
Yang dimaksud stupa berlubang atau terawang ialah
Stupa yang terdapat pada teras I, II, III di mana di dalamnya terdapat patung
Budha.
Di Candi Borobudur jumlah stupa berlubang seluruhnya
72 Buah, stupa – stupa tersebut berada pada tingkat Arupadhatu
Teras I terdapat 32 Stupa
Teras II terdapat 24 Stupa
Teras III terdapat 16 Stupa
Jumlah 72 Stupa
- Stupa kecil
Stupa kecil berbentuk hampir sama dengan stupa yang
lainya hanya saja perbedaannya yang menojol adalah ukurannya yang lebih kecil
dari stupa yang lainya, seolah – olah menjadi hiasan bangunan Candi Borobudur
keberadaanstupa ini menempati relung – relung pada langkah ke II saampai
langkah ke V sedangkan pada langkah I berupa Keben dan sebagian berupa Stupa
kecil jumlah stupa kecil ada 1472 Buah.
e. Relief
Relief Karmawibhangga bagian yang terlihat sekarang
ini tidaklah sebagaimana bangunan aslinya karena alasan teknis maupun yang
lainya maka candi di buatkan batu tambahan sebagai penutup
Relief Karmawibhanga yang terdapat pada bagian
Kamadhatu berjumlah 160 buah pigura yang secara jelas menggambarkan tentang
hawa nafsu dan kenikmatan serta akibat perbuatan dosa dan juga hukuman yang di
terima tetapi ada juga perbuatan baik serta pahalanya.
Yang di perlihatkan pada relief – relief itu antara
lain:
-
Gambaran mengenai mulut – mulut yang
usil orang yang suka mabuk – mabukan perbuatan – perbuatan lain yang
mengakibatkan suatu dosa.
-
Perbuatan terpuji, gambaran mengenai
orang yang suka menolong Ziarah ke tempat suci bermurah hati kepada sesama dan
lain – lain yang mengakibatkan orang mendapat ketentraman hidup dan dapat
pahala
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Waktu didirikannya Candi Borobudur tidaklah dapat
diketahui dengan pasti namun suatu perkiraan dapat di peroleh dengan tulisan
singkat yang di pahatkan di atas pigura relief kaki asli Candi Borobudur (
Karwa Wibhangga ) menunjukan huruf sejenis dengan yang di dapatkan dari prasati
di akhir abad ke – 8 sampai awal abad ke – 9 dari bukti – bukti tersebut dapat
di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur di dirikan sekitar tahun 800 M.
B. Saran
Dari pembuatan karya tulis ini penulis akan
menyajikan beberapa saran diantaranya:
1.
kita sebagai generasi muda harus menadi
generasi penerus bangsa dengan cara giat belajar dan berlatih supaya menjadi
siswa – siswi yang terampil dan bertaqwa
2.
Kita sebagai warga negara harus menjaga
dan melestarikan bdaya bangsa dengan memelihara tempat – tempat bersejarah
sebagai peninggalan nenek moyang kita
3.
penulis berharap dengan berkembangnya
kebudayaan barat di harapkan pada rekan generasi muda mampu memilih dan menilia
budaya yang masuk dan berusaha mempertahankan kebudayaan bangsa sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
1. MoerTjipto, Drs Borobudur, Pawon Dan Mendut,
Kanisus Yogyakarta 1993
2. Soediman, Drs Borobudur Salah Satu Keajaiban
Dunia Gramedia Yogyakarta, 1980
Tidak ada komentar:
Posting Komentar