MAKALAH BIOLOGI
PENYAKIT/GANGGUAN PADA SISTEM GERAK MANUSIA
Disusun Oleh :
MADRASAH ALIYAH SERBA BAKTI
PONDOK PESANTREN SURYALAYA
TASIKMALAYA
2016
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ilmiah tentang Penyakit / Gangguan Pada Sistem Gerak Manusia.
Makalah
ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas
dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir
kata kami berharap semoga makalah Penyakit / Gangguan Pada Sistem Gerak
Manusia. ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Tasikmalaya, November 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sering kali kita melakukan gerak , tetapi kurang menyadari adanya sistem yang
mempergerakan tubuh kita. Banyak sistem yang menggerakan tubuh kita seperti di
bantu otot ,rangka,tulang,daging,dan lain sebagainya.
Tanpa semua itu kita tidak dapat bergerak dan melakukan aktifitas layaknya
manusia lain. Otot,daging,rangka,dan tulang sangat berperan penting dengan
tubuh kita dan saling berpengaruh.Otot,daging,tulang dan rangka adalah alat
(SISTEM GERAK MANUSIA) seperti judul makalah sayapada tugas biologi ini.
Karena mengingat waktu yang singkat,
banyak pembahasan sistem gerak manusia yang belum tertuang dalam makalah kami ini , jadi dalam keterbatasan mari
kita bahas panduan tentang sistem gerak pada manusia di makalah ini.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian gerak ?
2.
Apa macam-macam
alat gerak ?
3.
Apa itu rangka
dan fungsinya ?
4.
Apa alat gerak
aktif dan pasif ?
5.
Apa macam-macam
kelainan pada sistem gerak ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1.
Mengetahui
pengertian gerak
2.
Mengetahui macam-macam
alat gerak
3.
Mengetahui rangka dan
fungsinya
4.
Mengetahui alat gerak
aktif dan pasif
5.
Mengetahui macam-macam
kelainan pada sistem gerak
1.4 MANFAAT
SISTEM
GERAK MANUSIA adalah pembahasan yang penting di mana memberi kita wawasan
tentang system gerak pada manusia . dan mengetahui apa saja system gerak pada
manusia .
Sangat penting mengetahhui hal ini karna sistem gerak pada manusia ada pada
diri kita masing-masing yang setiap harinya kita gunakan untuk melakukan aktifitas
berat mau pun ringan. Setidaknya kita mengetahui sedikit tentang sistem gerak
pada diri kita sendiri dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Gerak
Salah satu ciri dari makhluk hidup
adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan berpindah tempat atau
perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk
hidup akan bergerak bila ada impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian atau
seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat mewakili pengertian
gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada
manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak.
Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang
dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata karena terjadi di dalam suatu
organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat disamakan arti gerak pada
seluruh makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak, tetapi
alat gerak yang digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai
sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut. Pembahasan gerak pada tumbuhan akan lebih
rinci pada bab selanjutnya di semester yang akan datang.
2.2 Alat gerak
Alat-alat gerak yang digunakan pada
manusia dan hewan ada 2 macam yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat
gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan
pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.
Tulang disebut alat gerak pasif
karena tulang tidak dapat melakukan pergerakkannya sendiri. Tanpa adanya alat
gerak aktif yang menempel pada tulang, maka tulang-tulang pada manusia dan
hewan akan diam dan tidak dapat membentuk alat pergerakan yang sesungguhnya.
Walaupun merupakan alat gerak pasif tetapi tulang mempunyai peranan yang besar
dalam sistem gerak manusia dan hewan.
Otot disebut alat gerak aktif karena
otot memiliki senyawa kimia yaitu protein aktin dan myosin yang bergabung
menjadi satu membentuk aktomiosin. Dengan aktomiosin inilah otot dapat
bergerak. Sehingga pada saat otot menempel pada tulang dan bergerak dengan
otomatis tulang juga akan bergerak.
Dengan memiliki aktomiosin ini maka
otot mempunyai sifat yang lentur/fleksibel dan mempunyai kemampuan untuk
memendekkan serabut ototnya (pada saat kontraksi) dan memanjangkan serabut
ototnya (pada saat relaksasi/kembali pada posisi semula)
Rangka/Skeleton
Tulang-tulang yang bergabung
menjadi satu kasatuan disebut rangka atau skeleton. Berdasarkan letaknya
skeleton dibedakan menjdi 2 jenis :
- Eksoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di luar
tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat hampir di semua jenis
Invertebarta tingkat rendah kecuali Protozoa, Invertebrata tingkat tinggi
kecuali Phyllum Mollusca, Class Chepalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.
2.
Endoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di dalam
tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat pada seluruh Vertebrata, Class
Pisces, Amphia, Reptilia, Aves dan Mammalia (PARAM) kecuali Reptilia
jenis Kura-kura dan Penyu. Selain itu terdapat juga di pada hewan Invertebrata
Phyllum Mollusca, Class Cephalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.
2.3 Fungsi rangka :
- Memberikan bentuk tubuh makhluk hidup.
- Melindungi organ-organ tubuh yang vital.
- Menahan dan menegakkan tubuh.
- Tempat pembentukan sel darah.
- Tempat perlekatan otot.
- Tempat penimbunan/penyimpanan zat kapur.
- Sebagai alat gerak pasif.
2.4 Alat gerak pasif/tulang
Tulang dapat dibedakan berdasarkan
jaringan penyusunnya dan sifat-sifat fisik yaitu :
1) Tulang rawan/tulang
muda/cartilago
- Cartilago berfungsi untuk melindungi bagian ujung epifise tulang. Terutama dalam proses osifikasi/penulangan. Cartilago banyak banyak dijumpai pada masa bayi terutama pada saat proses perkembangan embrio menjadi fetus. Pembentukan rangka fetus di dominasi oleh cartilago. Seiring dengan perkembangan fetus menjadi bayi dan memasuki usia pertumbuhan serta dewasa, maka cartilage ini akan mengalami peristiwa osifikasi. Tetapi tidak semua cartilago dalam tubuh, masih ada beberapa yang tetap menjadi cartilago. Seperti dijumpai pada trachea/tenggorokan, daun telinga, hidung bagian ujung, ruas-ruas persendian tulang.
Cartilago tersusun atas matriks
condrin yaitu berupa cairan kental yang banyak mengandung zat perekat kolagen
yang tersusun atas protein dan sedikit zat kapur/Carbonat. Dengan adanya
condrin ini dapat memberikan sifat lentur pada cartilago. Pada anak-anak
cartilage lebih banyak mengandung sel pembentuk tulang rawan dari pada matriks,
sedangkan pada orang dewasa berkebalikan.
Cartilago dibentuk oleh zat
pembentuk tulang rawan yang disebut dengan Condrosit. Tulang rawan berawal dari
selaput tulang rawan yang disebut pericondrium. Pericondrium berfungsi untuk
memberikan kebutuhan nutrisi bagi cartilage karena banyak mengandung pembuluh
darah. Dalam pericondrium banyak mengandung condroblast yaitu sel
pembentuk condrosit.
- Cartilago berdasarkan kandungan matriksnya dibedakan menjadi :
a. Cartilago Hialin
Cartilago ini memiliki kandungan
matriks homogen yang kaya akan serabut kolagen, transparan dan halus. Cartilago
Hialin bersifat lentur/elastic dan kuat. Pada tubuh dapat dijumpai pada organ
permukaan persendian, tulang iga dan pada saluran respirasi terutama dinding
trachea yang berbentuk cincin.
b. Cartilago Fibrosa/serabut
Cartilago ini memiliki kandungan
matriks berupa berkas-berkas serabut kolagen. Cartilago Fibrosa bersifat kurang
lentur. Dapat dijumpai pada ruas-ruas tulang belakang, pada tulang tempurung
lutut (tendon dan ligamentum) dan tulang gelang panggul.
c. Cartilago Elastin/elastic
Cartilago ini memiliki kandungan
matriks berupa serabut elastic berwarna kuning yang bercabang-cabang. Bersifat
lentur/elastic dan tidakakan berubah menjadi tulang sejati bila manusia
beranjak dewasa. Dapat dijumpai pada ujung hidung/cuping, saluran
eustachius (pada telinga bagian tengah) dan daun telinga.
2) Tulang keras/tulang sejati/osteon
- Osteon berfungsi :
- Sebagai penyusun sistem rangka tubuh.
- Sebagai pelindung organ-organ yang vital.
- Terbentuk melalui proses :
- Osifikasi
Yaitu proses perubahan tulang
rawan/tulang muda menjadi tulang sejati atau tulang keras.
Pada peristiwa ini tulang rawan akan
terisi dengan matriks Calcium, protein, sedikit zat perekat kolagen sehingga
akan membuat tulang sejati bersifat kaku/tidak lentur dan membuat tulang mudah
retak atau patah. Secara perlahan matriks tulang rawan akan terisi oleh Calcium
dan fosfor (phosphate), hal inilah yang membuat osteon menjadi
keras.
- Kalsifikasi
Yaitu proses pengisian Calcium
Carbonat pada peristiwa osifikasi.
- Pembentuk sel tulang sejati disebut osteocyte/osteosit. Osteosit ini akan dibentuk oleh osteoblast yaitu sel tulang muda yang nantinya akan membentuk osteosit/perombak sel-sel tulang. Selaput pelindung tulang sejati disebut periosteum. Kandungan yang terdapat dalam matriks osteon adalah Calcium Carbonat atau CaCO3 dan Calcium Phosphat atau Ca3(PO4)2.
Apabila
tulang dipotong secara melintang dan dilihat dengan mikroskop akan tampak
gambaran suatu sistem yang disebut sistem Havers/Haversii. Sistem
Havers/Haversii yaitu suatu kesatuan sel-sel tulang dan matriks tulang
mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf yang membentuk suatu sistem.
Di dalam sistem ini terdapat lamella
konsentris atau lingkaran-lingkaran yang merupakan kesatuanpembuluh darah dan
sel saraf. Selain itu dalam lamella konsentris terdapat rongga/cawan
tempat sel tulang berada yang disebut lakuna. Jika sel tulang telah mati hanya
akan nampak rongga/lekukannya saja. Antar lakuna dihubungkan dengan saluran
kecil beruapa kanal yang disebut dengan kanalikuli yang berfungsi untuk
menyalurkan kebutuhan nutrisi sel tulang dalam pertumbuhannya. Saluran ini
tersusun dari pembuluh darah dan sel saraf.
2.5
Gangguan Pada Sistem Gerak Manusia
A.
Gangguan Fisik
1. Fraktura (Patah/Retak Tulang)
Gangguan yang
paling umum adalah kerusakan fisik tulang seperti patah atau retak tulang.
Apabila terjadi fraktula (patah tulang)akan terbentuk zona fraktula yang
runcing dan tajam.berdasarkan jenis fraktura yang terbentuk, fraktura dapat
dibedakan enjadi 4 kelompok sebagai berikut:
· Fraktura
sederhana
Fraktura
sederhana merupakan fraktura yang tidak melukai oto ataupun sekitarnya
· Fraktura
kompleks
Fraktura
kompleks merupakan fraktura yang melukai oto ataupun sekitarnya, bahkan
terkadang dapat muncul ke permukaan kulit
· Greenstick
Greenstick
merupakan fraktura sebagian yang tidak memisahkan tulang menjadi dua bagian
· Comminuted
Comminuted
merupakan fraktura yang mengakibatkan terbagi menjai beberapa bagian, tetapi
masih berada dalam otot
Ciri-ciri
fraktura
·
Situasi sekitar
menimbulkan dugaan bahwa telah terjadi cedera (tulang mencuat keluar kulit)
·
Terasa nyeri
menusuk pada daerah cendra
·
Terjadi
pembengkakan, ini disebabkan oleh darah dan cairan tubuh lain yang mengumpul di
sekitar area cedra
·
Kelainan
bentuk,kadang-kadang kepatahan tulang menyebabkan bentuk yang tidak biasa atau
pembengkokan dari bagian tubuh
·
Hilangnya
kemampuan gerak, penderita mungkin bisa sedikit menggerakkan secara penuh
Pengobatan
Fraktura
· Pembiadaian
Benda keras
yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang
· Pemasangan gips
Merupakan bahan
kuat yang dibungkus disekitar tulang yang patah
· Penarikan
(traksi)
Mengguanakan
beban untuk menahan sebuah anggoata gerak pada tempatnya. Sekarang juga jarang
digunakan, tetapi dulu menjadi pengobatan utama untuk penyakit fraktura
· Fiksasi
internal
Dilakukan
pembedahan untuk menempatkan piringan atau batang logam pada pecahan-pecahan tulang.
Merupakan pengobatan terbaik untuk patah tulang
B.
Gangguan
Fisiologis
Gangguan
fisiologis pada tulang dapat disebabkan oleh kelainan fungsi hormon dan
vitamin. Gangguan fisiologis pada tulang dapatdijelaskan sebagai berikut:
1. Osteoporosis
Osteoporosis
adalah kondisi di mana tulang rapuh. keropos dan mudah patah. Umumnya
osteoporisis disebabkan oleh hormon jantan / betina yang kurang sempurna atau
akibat kekurangan asupan kalsium untuk tulang.
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Osteoporosis :
·
Genetis. Diperkirakan hampir sekitar 80% kepadatan tulang itu diwariskan
secara genetik sehingga dengan kata lain osteoporosis itu dapat diturunkan
·
Wanita diatas 40 tahun lebih banyak terkena osteoporosis dibandingkan
dengan pria. Wanita yang memasuki masa menopause mengalami pengurangan hormon
esterogen
·
Orang yang berbadan ramping serta bertulang kecil
·
Kurang olahraga dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang. Olahraga atau
aktivitas dapat meningkatkan kepadatan tulang
·
Faktor lain seperti merokok, banyak mengkonsumsi minuman yang mengandung
alkohol, kafein tinggi seperti teh, kopi serta cola
·
Kekurangan gizi
·
Akibat penggunaan obat-obatan yang mengandung steroid atau penyakit kronis
lainnya seperti penyakit hati, gagal ginjal kronis
·
Usia lanjut
ciri-ciri penyakit osteoporosis :
· Terjadinya patah tulang secara tiba-tiba karena trauma yang ringan atau
tanpa trauma
· Timbulnya rasa nyeri yang hebat sehingga penderita tidak dapat melakukan
pergerakan
· Berkurangnya tinggi badan dan bongkok
Cara-cara pencegahan osteoporosis :
· Melakukan aktivitas fisik yang teratur seperti olah raga
· Diet dengan menambah Calsium dan vitamin D
· Memperbaiki gaya hidup dan menghilangkan kebiasaan seperti merokok, minum
alkohol
· Penggunaan HRT (Hormon Replacement Therapy) atau terapi esterogen khususnya
bagi wanita baru memasuki masa menopause
Cara mengobati penyakit osteoporosis :
Pengobatan osteoporosi bisa dilakukan dengan pemberian obat-obatan seperti Kalsitonin dan bisphosphonates yang tentu saja harus sesuai dan tergantung dari anjuran dokter.
2. Kalsitonin
Penemuan hormon
yang dapat menurunkan konsentrasi kalsium darah dimulai pada tahun 1960 oleh
seorang profesor asal Kanada yang bernama Harold Copp. Ia menyebut zat itu
sebagai 'calcitonin' karena dapat mengontrol konsentrasi kalsium
(calcium tonus) didalam plasma. Zat ini banyak didapatkan terutama dari ikan
salmon. Pada tahun 1969, Dr. Stephan Guttmann seorang peneliti dari Sandoz
menyempurnakan penemuan calcitonin dengan keberhasilan memproduksi salmon
calcitonin secara sintetis. Zat kalsitonin dapat mengurangi aktivitas dari sel
osteoclast (sel yang bertugas menyerap tulang), memperlambat proses resorpsi
dan meningkatkan peresapan kalsium oleh tulang. Dengan pemakaian kalsitonin,
kepadatan dan kekuatan tulang dapat ditingkatkan sehingga tulang menjadi tidak
lagi rapuh dan mengurangi rasa sakit.
3. Rakhitis
Rakhitis adalah pelunakan dan
melemahnya tulang pada anak-anak, biasanya karena kekuranga vitamin D yang
ekstrimdan berkepanjangan. Vitamin D sangat penting dalam penyerapan kalsium
dan fosfordari saluran pencernaan, yang dibutuhkan anak-anak untuk membangun
tulang yang kuat.
Ciri-ciri penyakit rakhitis :
· Anak-anak akan
lebih rentan terkena patah tulang
· Pertumbuhan
tertunda
· Nyeri pada
tulang belakang, panggul dan kaki
· Penurunan otot
dapat membuat gerakan tidak nyaman
Cara mengobati
rakhitis :
Diet dan sinar
matahari pengobatan meliputi peningkatan asupan makanan kalsium, fosfat dan
vitamin D. Paparan terhadap cahaya ultraviolet B (sinar matahari ketika
matahari tertinggi di langit), minyakikan cod,minyak ikan pecak-hati dan
viosterol adalah sumber vitamin D. Sebuah jumlah yang cukup cahaya ultraviolet
Bsinar matahari setiap hari dan persendian yang memadai kalsium dan fosfor
dalam makan dapat mencegah rakhitis
C.
Gangguan
persendian
Gangguan
persendian dapat terjadi karena sendi tidak berfungsi dengan normal. Jenis
gangguan sendidikelompokkan menjadi 4 yaitu sebagai berikut :
1.
Dislokasi
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang
dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang
bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya
(dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali
sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya.
Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah
dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari
tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri.
Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya
menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.
Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak
lagi berhubungan,secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner &
Suddarth)Keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi
merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera.(Arif Mansyur,
dkk. 2000)Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan
patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut fraktur dis lokasi.( Buku Ajar
Ilmu Bedah, hal 1138) Berpindahnya ujung tulang patah, karena tonus otot,
kontraksi cedera dan tarikan Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan
tulang dari kesatuan sendi.
Ciri-ciri
Dislokasi :
· Nyeri pada
daerah cedera
· Pada bagian
cedera tidak dapat digerakkan secara aktif
· Terjadi
pembengkakan
Cara mengobati
Dislokasi :
Cara terapinya
adalah dengan mengembalikan si tulang yang lepas (reposisi) itu ke
persendiannya kembali lalu biasanya pasien setelah di reposisi akan dilakukan
imobilisasi atau fiksasi dalam rentan waktu tertentu agar si tulang ini tidak
lepas kembali.
2.
Terkilir
(keseleo)
Terkilir
merupakan tertariknya ligamensendi karena gerakan tiba-tiba atau gerakan yang
tidak biasa dilakukan. Terkilir menyebabkan timbulnya rasa sakit disertai
peradangan pada daerah sendi
Ciri-ciri
terkilir :
·
Nyeri
·
Spasme otot
·
Kehilangan
kekuatan
·
Keterbatasan
lingkup gerak sendi
·
Bengkak atau
memar
·
Tidak stabil
dan hilangnya kemampuan untuk menggerakkan sendi
Cara mengobati
terkilir :
a. REST (
Istirahat)
Tindakan Rest
artinya pasien harus mengistirahatkan dan melindungi wilayah otot yang cedera.
Jika terasa sakit saat menahan beban, gunakanlah penopang, dan jika terasa
sakit untuk menggerakan bagian yang cedera, lindungi dengan splint atau kayu
belat.
Kurangi aktifitas sehari-hari sebisa mungkin. Jangan menaruh beban pada tempat yang cedera selama 48 jam. Dapat digunakan alat bantu seperti crutch (penopang/penyangga tubuh yang terbuat dari kayu atau besi) untuk mengurangi beban pada tempat yang cedera. Aktivitas yang berlebih pada bagian tubuh yg terkena akan memicu terjadinya komplikasi lebih lanjut, misal ligamen yang robek akan semakin parah, bahkan seringkali terkilir disertai pula dengan fraktur/patah/retak pada tulang.
Kurangi aktifitas sehari-hari sebisa mungkin. Jangan menaruh beban pada tempat yang cedera selama 48 jam. Dapat digunakan alat bantu seperti crutch (penopang/penyangga tubuh yang terbuat dari kayu atau besi) untuk mengurangi beban pada tempat yang cedera. Aktivitas yang berlebih pada bagian tubuh yg terkena akan memicu terjadinya komplikasi lebih lanjut, misal ligamen yang robek akan semakin parah, bahkan seringkali terkilir disertai pula dengan fraktur/patah/retak pada tulang.
b. ICES ( Es )
Kompres dingin
atau es akan menghasilkan vasokontriksi untuk mengurangi pembengkakan dengan
meletakkan di bagian yang terluka selama 2-3 menit tiga kali sehari dalam 24
jam pertama. kita harus menempatkan kain di atas daerah yang cidera dengan
kantong es untuk menghindari luka akibat suhu rendah. Terapi dengan kompres
dingin ini harus dimulai dengan segera dan diteruskan sampai 24-36 jam setelah
luka terjadi.
c. COMPRESS ( Kompres atau penekanan pada daerah yang cedera)
c. COMPRESS ( Kompres atau penekanan pada daerah yang cedera)
Tindakan
Compress artinya menekan bagian yang mengalami cedera dengan menggunakan perban
khusus (ace bandage). Perban ini di harapkan juga dapat mengikatkan kantong es
di tempatnya dan tetap di lanjutkan setelah terapi dingin ingin menghindari
serta mengurangi pembengkakan. Meskipun balutan ini harus rapi, pastikan bahwa
perban ini tidak terlalu ketat karena dapat menimbulkan mati rasa, geli atau
bahkan menambah rasa sakit.
d. ELEVATION ( Posisi )
d. ELEVATION ( Posisi )
Pada tindakan
Elevation, pasien sebisa mungkin harus mengangkat bagian cedera lebih tinggi di
atas jantung atau dada selama 24-36 jam pertama untuk memudahkan kembalinya
darah dan untuk mengurangi pembengkakan. Misalnya jika yang cedera lutut,
upayakan pasien dalam posisi tidur kemudian lutut diangkat atau ditopang dengan
alat supaya posisinya lebih tinggi dari jantung. Teknik ini mengacu pada
prinsip bejana berhubungan dan berguna untuk mengurangi pembengkakan pada
bagian cedera.
3.
Artritis
Artritis adalah
peradangan pada satu atau lebih persendian, yang
disertai dengan rasa sakit, kebengkakan, kekakuan, dan keterbatasan bergerak.
Artrhitis dapat terjadi akibat infeksi maupun tanpa infeksi. Pelepasan mediator inflamasi dari leukosit, kondrosit, sinoviosit menyebabkan
kehilangan proteoglikan dan matriks ektraselular kartilago, sehingga terjadi
kerusakan tulang. Kerusakan dan hilangnya kolagen dan kondrosit dapat
menyebabkan perubahan yang tidak dapat kembali.
Arthritis mengacu pada lebih dari 100 penyakit berbeda yang menyebabkan
rasa sakit dan bengkak pada sendi, dan membatasi gerakan persendian dan
jaringan ikat. Jenis umum radang sendi atau arthritis ini antara lain:
- Osteoarthritis
Disebabkan oleh hilangnya jaringan tulang dari sendi dan dikenal juga sebagai arthritis degeneratif. Hal ini kebanyakan terjadi sejak usia sebelumnya. - Rheumatoid Arthritis
Radang sendi jenis ini banyak mempengaruhi orang-orang di atas usia 40
tahun. Ini lebih berbahaya daripada osteoarthritis karena mempengaruhi ligamen
dan tendon yang bergabung dengan tulang dan otot.
- Gout
Disebabkan oleh kelebihan penumpukan asam urat dalam ruang antar sendi yang menyebabkan rasa sakit dan radang sendi.
Ciri-ciri
artritis :
· Adanya rasa
sakit, panas dan pembengkakan pada persendian lutut(gejala panca radang)
· Terasa adanya
fluktuasi, sakit, panas, kemerahan
· Penderita
menjadi demam jika sakit sudah menjadi sepsis
· Frekuensi dan
nafas frekuen
· Pincang yang
hebat bahkan kadang sampai penderita tidak dapat berdiri
Cara mengobati artritis :
Selain
pengobatan secara medis, terapi fisik, perubahan gaya hidup (mencakup latihan
fisik dan mengontrol berat badan), diet juga memainkan peranan penting dalam
pengobatan arthritis dan sakit sendi. Suplemen merupakan salah satu terapi yang
sangat membantu. Mengkonsumsi suplemen glucosamine dibarengi dengan chondroitin
dan methylsulfonylmethane (MSM), seperti pada suplemen Glucosamine &
Chondroitin & MSM dari Ultimate Nutrition, dapat memberikan hasil yang
lebih optimal. Kombinasi ketiganya akan membantu mengatasi nyeri sendi,
menambah elastisitas sendi, mengurangi peradangan pada sendi, membentuk tulang
rawan dan menjaga kesehatan sendi.
Untuk itu,
rawatlah sendi Anda sejak dini dengan melakukan aktivitas fisik teratur,
menjaga berat badan Anda tetap optimal serta memastikan asupan nutrisi yang
memadai dalam tubuh melalui pengaturan pola diet sehari-hari dengan baik.
Gangguan tulang belakang
Gangguan pada
tulang belakang terjadi karena adanya perubahan posisi tulang belakang,
sehingga menyebabkan perubahan kelengkungan batang tulang belakang. Gangguan
yang disebabkan oleh kelainan tulang belakang dikelompokkan menjadi empat
kelompok, yaitu :
1.
Skoliosis
Skoliosis
adalah melengkungnya tulang belakang ke arah samping, mengakibatkan tubuh
melengkung ke arah kanan dan kiri
2. Kifosis
Kifosis adalah
perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan sehingga orang
menjadi bengkok
3. Lordosis
Lordosis adalah
melengkungnya tulang belakang di daerah tumbal atau pinggang ke arah depan
sehingga kepala tertarik ke arah belakang
4. Subluksasi
Subluksasi
adalah gangguan tulang belakang pada segmen leher sehingga posisi kepala
tertarik kearah kiri atau kanan
tertarik kearah kiri atau kanan
Cara mengobati skoliosis, kifosis, lordosis dan subluksasi
Jenis terapi yang dibutuhkan tergantung pada banyak faktor. Sebelum
menentukan jenis terapi yang digunakan, dilakukan observasi terlebih dahulu.
Terapi disesuaikan dengan etiologi,umur skeletal, besarnya lengkungan, dan ada
tidaknya progresivitas dari deformitas. Keberhasilan terapi sebagian tergantung
pada deteksi dini dari skoliosis.
A. Obat
Tujuan pemberian obat adalah untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri
dan kemungkinan infeksi baik dari alat ataupun pembedahan, bukan untuk
mengobati skoliosis.
Obat yang digunakan antara lain :
1. Analgesik
·
Asam Asetil Salisilat 3 x 500 mg
·
Paracetamol 3 x 500 mg
·
Indometacin 3 x 25 mg
2. NSAID (Non Steroid Anti Inflamation Drug)
B. Fisioterapi
1. Terapi panas,
dengan cara mengompres
2. Alat penyangga, digunakan untuk
skoliosis dengan kurva 25°-40° dengan skeletal yang tidak matang (immature).
Alat penyangga tersebut antara lain :
“Penyangga Milwaukee”
Alat ini tidak hanya mempertahankan tulang belakang dalam posisi lurus,
tetapi alat ini juga mendorong pasien agar menggunakan otot-ototnya sendiri
untuk menyokong dan mempertahankan proses perbaikan tersebut. Penyangga harus
dipakai 23 jam sehari. Alat penyangga ini harus terus digunakan terus sampai
ada bukti objektif yang nyata akan adanya kematangan rangka dan berhentinya
pertumbuhan tulang belakang selanjutnya.
“Penyangga Boston”
Suatu penyangga ketiak sempit yang memberikan sokongan lumbal atau
torakolumbal yang rendah. Penyangga ini digunakan selama 16-23 jam sehari
sampai skeletalnya matur. Terapi ini bertujuan untuk mencegah dan memperbaiki
deformitas yang tidak dikehendaki oleh pasien
C. Tindakan Pembedahan
Umumnya, jika kelengkungan lebih dari 40 derajat dan pasien skeletalnya
imatur, operasi direkomendasikan. Lengkung dengan sudut besar tersebut,
progresivitasnya meningkat secara bertahap, bahkan pada masa dewasa. Tujuan
terapi bedah dari skoliosis adalah memperbaiki deformitas dan mempertahankan
perbaikan tersebut sampai terjadi fusi vertebra. Beberapa tindakan pembedahan
untuk terapi skoliosis antara lain :
1. Penanaman Harrington rods (batangan
Harrington)
Batangan Harrington adalah bentuk peralatan spinal yang dipasang melalui
pembedahan yang terdiri dari satu atau sepasang batangan logam untuk meluruskan
atau menstabilkan tulang belakang dengan fiksasi internal. Peralatan yang kaku
ini terdiri dari pengait yang terpasang pada daerah mendatar pada kedua sisi
tulang vertebrata yang letaknya di atas dan di bawah lengkungan tulang
belakang.
Keuntungan utama dari penggunaan batangan Harrington adalah dapat
mengurangi kelengkungan tulang belakang ke arah samping (lateral),
pemasangannya relatif sederhana dan komplikasinya rendah. Kerugian utamanya
adalah setelah pembedahan memerlukan pemasangan gips yang lama. Seperti
pemasangan pada spinal lainnya , batangan Harrington tidak dapat dipasang
pada penderita osteoporosis yang signifikan.
2. Pemasangan peralatan Cotrell-Dubousset
Peralatan Cotrell-Dubousset meliputi pemasangan beberapa batangan dan
pengait untuk menarik, menekan, menderotasi tulang belakang. Alat yang dipasang
melintang antara kedua batangan untuk menjaga tulang belakang lebih stabil.
Pemasangan peralatan Cotrell-Dubousset spinal dikerjakan oleh dokter ahli
bedah yang berpengalaman dan asistennya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gerak dapat diartikan berpindah
tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk
hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila aka impuls atau rangsangan yang
mengenai sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan
manusia dapat mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan
kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak
yang tersusun dalam sistem gerak.
Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang
dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata karena terjadi di dalam suatu
organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat disamakan arti gerak pada
seluruh makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak, tetapi
alat gerak yang digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai
sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut.
Terimakasih banyak karena anda.saya jadi bisa menyelesaikan tugas IPA saya.
BalasHapusTerima kasih atas bantuanya lewat internet!.sehingga tugas makalah saya bisa selesai tepat waktu
BalasHapusterima kasih yah refrensiny
BalasHapus