KATA
PENGANTAR
Puji
dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Tulang Manusia”.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Tasikmalaya, November 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
Cover
Kata Pengantar .................................................................................................... 1
Daftar Isi ............................................................................................................... 2
BAB
I PENDAHULUAN ................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................
3
1.2 Tujuan...............................................................................................................
3
1.3 Rumusan
Masalah.............................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 4
2.1 Anatomi
Fisiologi Sistem Tulang...................................................................... 4
2.2 Penyusun
Tulang............................................................................................... 4
2.3 Bagian –
bagian Tulang..................................................................................... 4
2.4 Jenis –
jenis Tulang............................................................................................ 4
2.5 Struktur
Tulang................................................................................................. 9
2.6 Fungsi
Tulang.................................................................................................... 11
2.7 Proses
Penulangan............................................................................................. 12
2.8 Penyakit
pada Tulang.........................................................................................12
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 13
3.1 Simpulan............................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
14
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aktivitas
gerak tubuh manusia bergantung pada efektivnya interaksi antara sendi yang
normal dengan unit-unit neuromuskolar yang menggerakannya. Elemen tersebut juga
berinteraksi untuk mendistribusikan stress mekanik ke jaringan sekitar sendi.
Otot, tendon, ligamen, rawan sendi, dan tulang saling bekerja sama agar fungsi
tersebut dapat berlangsung dengan sempurna ( Noer S., 1996 )
Pengetahuan tentang anatomi dan
fisiologi tubuh manusia merupakan dasar yang penting dalam melaksanakan asuhan
keperawatan. Dengan mengetahui struktur dan fungsi tubuh manusia, seorang
perawatan professional dapat makin jelas manafsirkan perubahan yang terdapat
pada alat tubuh tersebut. Anatomi tubuh manusia saling berhubungan antara bagian satu
dengan yang lainnya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini :
1.
Agar Siswa mampu memahami mengenai definisi system tulang.
2. Agar
Siswa mampu memahami jaringan struktur dari tulang.
3. Agar
Siswa mengetahui bagian bagian tulang.
4. Agar
Siswa mampu mengetahui jenis jenis tulang
5. Agar
Siswa mampu mengerti dan memahami struktur tulang
6. Agar
Siswa mampu memahami fungsi dari tulang
7. Agar
Siswa mampu memahami proses penulangan
8. Agar
Siswa mengerti penyakit – penyakit pada tulang
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian sistem tulang ?
2. Apa
saja penyusun sistem tulang ?
3. Apa
saja jenis – jenis tulang ?
4. Bagaimana
struktur dari tulang ?
5. Apa
saja fungsi tulang ?
6. Bagaimana
proses dari pembentukan dan pertumbuhan tulang ?
7. Apa
saja penyakit – penyakit pada tulang ?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Tulang
Pengertian Sistem
Tulang
·
Menurut Sweltzer S.C. Dan Bare B.G.
Tulang
manusia saling berhubungan satu dengan yang lain dalam berbagai bentuk untuk
memperoleh fungsi sistem muskuloskeletal yang optimal.
2.2 Penyusun
Sistem Tulang
Menurut Price S.A. Dan
Wilson, L.M. (1995) sistem tulang terdiri atas :
·
Sendi
Sendi
adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan tulang-tulang tersebut
dapat bergerak satu sama lain maupun tidak dapat bergerak satu sama lain.
·
Otot
Sebuah jaringan dalam tubuh
manusia dan hewan yang berfungsi sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan
tulang.
·
Rangka
Sistem
penyokong organisme
·
Tendon
Struktur
dalam tubuh yang lentur tapi kuat yang menghubungkan otot ke tulang.
·
Ligamen
Jaringan
berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut liat yang mengikat tulang
satu dengan tulang lain pada sendi.
·
Bursae
Kantong
kecil dari jaringan ikat diatas bagian yang bergerak, dibatasi membran sinovial
dan mengandung cairan sinovial, yang merupakan bantalan.
2.3 Jenis-Jenis Tulang
·
Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan
sebagai berikut:
1). Tulang Pipa (Tulang Panjang)
Tulang
pipa berbentuk seperti tabung yang kedua ujungnya bulat (epifisis) dan bagian
tengah silindris (diafisis). Hampir seluruh bagian terdiri-dari tulang kompak
(tulang padat) dengan sedikit komponen tulang spongiosa (tulang
berongga-rongga). Pada bagian dalam terdapat rongga berisi sumsum tulang.
Contoh: Tulang paha, tungkai bawah, serta lengan atas dan lengan bawah.
2).Tulang
Pendek
Tulang
pendek berbentuk seperti seperti kubus atau pendek tidak beraturan. Tulang pipih
tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan tulang spons, didalamnya terdapat
sumsum tulang. Kebanyakan tulang pipih menyusun dinding rongga, sehingga tulang
pipih ini sering berfungsi sebagai pelindung atau memperkuat. Contoh: tulang telapak tangan dan kaki,
serta ruas-ruas tulang belakang.
3).Tulang Pipih
Tulang
pipih berbentuk gepeng memipih. Tulang pipih mempunyai dua lapisan tulang
kompak yang disebut lamina eksterna dan interna ossis karnii. Kedua lapisan
dipisahkan oleh satu lapisan tulang spongiosa disebut diploe. Contoh, tulang
tengkorak, tulang rusuk, dan tulang belikat.
·
Berdasarkan jenisnya, tulang dapat
dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang keras.
1).Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang
rawan terdiri-dari sel-sel tulang yang mengeluarkan matriks disebut kondrin
yang dihasilkan oleh kondroblast (sel-sel pembentuk kartilago). Lama kelamaan
kondroblast terkurung oleh matriksnya sendiri dalam ruang yang disebut lacuna.
Kondroblast dalam lacuna bersifat tidak aktif dan disebut kondrosit (sel tulang
rawan).
Tulang rawan pada anak-anak berbeda dengan tulang
rawan pada orang dewasa. Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa tulang rawan pada
anak-anak berasal dari mesenkim dan lebih banyak mengandung sel-sel tulang
rawan. Sementara itu, tulang rawan orang dewasa lebih banyak mengandung matriks
dan berasal dari perikondrium (selaput tulang rawan) yang mengandung
kondroblas. Lihat Gambar 4.2. Tulang rawan pada orang dewasa hanya terdapat
pada bagian bagian tertentu.
Berdasarkan susunan serabutnya, tulang rawan
dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Tulang rawan hialin, mempunyai serabut tersebar dalam
anyaman yang halus dan rapat. Tulang rawan hialin terdapat di ujung-ujung
tulang rusuk yang menempel ke tulang dada (Gambar a).
2) Tulang rawan elastis, susunan sel dan matriksnya mirip
tulang rawan hialin, tetapi tidak sehalus dan serapat tulang rawan hialin.
Tulang rawan elastis terdapat di daun telinga, laring, dan epiglotis (Gambar
b).
3) Tulang rawan fibrosa, matriksnya tersusun kasar dan tidak
beraturan. Tulang rawan fibrosa terdapat di cakram antartulang belakang dan
simfisis pubis (pertautan tulang kemaluan) (Gambar c).
2).Tulang
Keras (Osteon)
Tulang
keras merupakan kumpulan sel-sel tulang yang mengeluarkan matriks yang
mengandung senyawa kapur dan fosfat. Kedua senyawa ini menyebabkan tulang
menjadi keras. Osteoblast pada lacuna menjadi tidak aktif dan disebut osteosit
(sel tulang). Antara lakuna satu
dengan lakuna lainnya dihubungkan oleh kanalikuli. Di dalam kanalikuli terdapat
sitoplasma dan pembuluh darah yang bertugas memenuhi kebutuhan nutrisi
osteosit.
Tulang keras dibedakan menjadi dua jenis ,
yaitu Jenis tulang kompak dan Jenis tulang spons (tulang
berongga). Pada Gambar 4.3 tampak bahwa tulang kompak (tulang padat)
mempunyai matriks tulang yang rapat dan padat, misalnya pada tulang pipa.
Tulang spons matriksnya berongga. Rongga-rongga pada tulang spons diisi oleh
jaringan sumsum tulang. Apabila berwarna merah berarti mengandung sel-sel darah
merah, misalnya pada epifisis tulang pipa. Apabila berwarna kuning berarti
mengandung sel-sel lemak, misalnya pada diafisis tulang pipa.
2.4 Struktur
Tulang
a.
Periosteum
Pada lapisan
pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum. Periosteum merupakaan
selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk
jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat
mlekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dn berperan dalam memberikan
nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang.
b.
Tulang Kompak
(Compact bone)
Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan
tulang kompak. Tulang ini teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak
memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phospat dan
Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang
manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak
maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung
serat-serat sehingga lebih lentur.
Tulang kompak paling banyak ditemui pada tulang kaki
dan tulang tangan.
c. Tulang
Spongiosa (Spongy bone)
Pada
lapisan ketiga ada yang disebut lapisan spongiosa. Sesuai dengan namanya tulang
Spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut di isi oleh sumsum tulang
merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari
kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
d.
Sumsum tulang (Bone Marrow)
Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang. Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang dilindungi oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan di bagian tulang spongiosa. Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh.
2.5 Fungsi Tulang
1. Menahan
jaringan tubuh dan memberi bentuk pada rangka
Misal
tulang tengkorak memberi bentuk pada wajah.
2. Melindungi
organ organ tubuh seperti kranium (tulang otak) melindungi otak, tulang rusuk
melindungi jantung dan paru-paru
3. Pergerakan
Misal
tulang dan otot merupakan alat gerak yang berkaitan erat. Tulang tidak dapat
bergerak bila tidak dapat digerakan otot. Karena tulang tidak dapat bergerak
dengan sendirinya tanpa bantuan otot sehingga tulang sebagai alat gerak pasif
dan otot sebagai alat gerak aktif (karena sebagai penggerak tulang).
4. Tempat
melekatnya otot untuk pergerakan tubuh
5. Gudang
menyimpannya mineral seperti kalsium dan hematopoesis.
Kalsium
berfungsi untuk mencegah osteoporosis dan melancarkan peredaran darah sedangkan
hematopoesis adalah pembentukan komponen sel darah diamna terjadi proliferasi,
maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.
2.6 Proses
penulangan
Osifikasi atau yang disebut dengan proses pembentukan tulang telah
bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa. Osifikasi
dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut
banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak
mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas.
Pembentukan tulang rawan
terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Mula-mula pembuluh
darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang rawan, merangsang
sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk
suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi periosteum.
Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang
disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian
pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur
didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan
dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini.
Kemudian akan terjadi
degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat
interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke
daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.
Pada tahap selanjutnya
pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise sehingga terjadi pusat osifikasi
sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih tersisa tulang
rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan
satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram
epifise.
Selama pertumbuhan,
sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah kemudian hancur
dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal
cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan
diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh
osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan
osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah
permukaan.
2.7 Penyakit Pada Tulang
1.
Osteoklerosis : kelainan tulang akibat
peningkatan peningkatan kalsifikasi tulang karena hipoparatiroid
2.
Osteoporosis : terjadi karena penurunan
penulangan (osifikasi) akibat peningkatan resopsi (penurunan pembentukan
tulang)
3.
Osteomalasia : keadaan dimana terjadi
penurunan mineralisasi tulang
4.
Fraktur : patah tulang
5.
Osteomilitis : inflamasi pada tulang
6.
Periostitis : inflamasi pada periosteum.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian yang telah di jelaskan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
·
Sistem
tulang terdiri atas sendi otot, rangka, tendon, ligamen, bursa, dan jaringan
kusus penghubung
·
Struktur
tulang terdiri atas sel dan matriks tulang
·
Sel – sel
tulang disebut juga osteoblast
·
Matriks
dibentuk oleh bahan dasar serat dan garam – garam
·
Jumlah
tulang dalam tubuh manusia ada 206 buah yang terbagi dalam 4 kategori tulang
oanjang, tulang pendek, tulang pipih, dan tulang tidak beratuaran
·
Fungsi
tulang anatara lain sebagai tempat melekatnya otot, pergerakan, melindungi
organ – organ tubuh, menahan jaringan tubuh, memberi bentuk pada rangka
·
Penyakit
pada tulang misalnya Osteoklerosis, Osteoporosis, Osteomalasia, Fraktur,
Osteomilitis, dan Periostitis
DAFTAR PUSTAKA