BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pendidikan saat ini sudah merupakan suatu kebutuhan bagi manusia di berbagai negara di
dunia. Pendidikan dapat mempengaruhi posisi
pekerjaan seseorang. Setiap
negara memiliki standar
pendidikan masing-masing sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh negara
tersebut. Sistem pendidikan di Indonesia
sudah diatur dalam Undang- Undang
Pendidikan yang berdasarkan pada
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (Undang-Undang Republik Indonesia nomor
20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, 2003) .
Seperti yang dijelaskan dalam Undang- Undang
RI Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pada bagian
kedua pasal 25 ayat (2) yang berbunyi: “Pembinaan dan
Pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan melalui proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru atau dosen olahraga yang berkualifikasi dan memiliki
kompetensi serta didukung prasarana dan sarana olahraga yang memadai”
(Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional, 2005).
Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah memiliki peranan yang sangat penting,
dimana siswa diberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar. Keterampilan anak dalam bermain
juga merupakan gerak dasar
dalam pembinaan olahraga, maka pembelajaran atletik
penting untuk diajarkan
kepada siswa yang disesuaikan
dengan karakteristik siswa tersebut.
Lari
sprint merupakan salah satu cabang
olahraga atletik yang termasuk dalam materi pokok pendidikan jasmani (Aerenhouts et al., 2012). Lari merupakan
lompatan yang berturut- turut dan di dalam nya terdapat
suatu fase di mana kedua kaki tidak menginjak/menumpu pada tanah. Lari sprint adalah lari cepat, karena
jaraknya yang dekat, maka seorang
pelari (sprinter) dituntut
untuk mengeluarkan seluruh kekuatan tubuhnya untuk berlari secepat mungkin
sampai garis finish. Di dalam lari sprint terdiri dari 100 meter, 200
meter, dan 400 meter.
Menurut
Oktavia (2014) kreativitas merupakan hasil karya yang terbaru.Terbaru dapat
diartikan bagi dunia ilmiah. Pengaruh Media Sosial Tiktok Terhadap..39maupun
budaya serta baru juga untuk individunya sendiri. Saat ini kreativitas semakin
berkembang, semakin banyak individu yang mulai mengasah kreativitasnya guna
mengembangkan kemampuan diri untuk bersaing dalam segala bidang. Kreativitas
merupakan hal yang saat ini cukup penting, semakin banyak individu
mengembangkan kreativitasnya tentu semakin banyak pula penemuan baru yang dapat
dijadikan kompetitor.
Menurut
Berg (1999), dalam perspektif klasik, kreativitas dipandang bersifat magis atau
misterius sehingga tidak dapat dianalisis dan oleh karenanya tidak dapat
dikembangkan. Kreativitas dipandang sebagai kemampuan individu jenius
berkemampuan luar biasa yang melibatkan aktivitas pikiran bawah sadar
(unconcious mind) untuk menghasilkan produk yang secara sosial diasumsikan
kreatif. Produk-produk kreatif tersebut berupa karya seni, seperti lukisan atau
puisi.
Menurut
Dunbar dan Weisberg (Matlin, 2003) menyatakan bahwa kreativitas merujuk pada
penggunaan kemampuan berpikir dalam pemecahan masalah sehari-hari yang dapat
dilakukan oleh individu berkemampuan biasa.
Menurut
Alexander (2007) mengemukakan bahwa kreativitas dapat dikembangkan tanpa
memperhatikan level kreativitasnya.
Menurut
Krumm, Aranguren, Arán Filippetti, & Lemos (2016) dimana kreativitas
dipandang sebagai level tertinggi dalam mengekspresikan sebuah ide baru dan
kemampuan untuk mengkombinasikan topik-topik yang tidak saling berhubungan
dengan cara yang berbeda untuk menghindari pola-pola yang sudah umum.
Secara
lebih rinci, Lucas (2016) mengelompokkan lima model kreativitas yang
dikembangkan, yaitu imaginative (bermain dengan kemungkinan, membuat koneksi,
menggunakan intuisi), inquisitive (berkhayal dan bertanya, mengeksplor dan
investigasi, tantangan), persistent (unik, bertahan dalam kesulitan, dan
toleransi), collaborative (memberi dan menerima masukan, kerjasama yang tepat,
berbagi hasil), dan disiplin (refleksi terhadap kritikan, mengembangkan teknik,
pengembangan diri).
Berdasarkan hasil
penelitian Febrian (2014) Hubungan
Antara Konsep diri dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XII
IPA 2 Tahun Ajaran 2013/2014 di SMA Dharma
Putra Tangerang dimana prestasi belajar adalah hasil dari
suatu proses yang dinyatakan dalam bentuk angka
sebagai proses evaluasi
yang diberikan pada akhir
semester dalam bentuk rapor.
Pendapat lain dari Wuryani dalam
penelitian Febrian (2014) menyatakan
bahwa prestasi belajar adalah
hasil yang dicapai
oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar dan
diberikan oleh pengajar dalam jangka
waktu yang sudah ditentukan sebagai
hasil penilaian belaja.
Selain
itu,
penelitian Said, Rusdi,
&Muhammad (2008) menunjukkan
bahwa prestasibelajar siswa
di Indonesia tahun
ajaran 2007-2008 belum memuaskan,
karena secara total dayaserap siswa baru
mencapai 60,93%, atau
siswayang mendapat nilai
kurang dari 65
mencapai39,07%
Sebagaimana dikemukakan
Sudjana (2006) bahwa prestasi
belajar siswa di
sekolah 30%dipengaruhi oleh
lingkungan dan 70%
dipengaruhioleh kemampuan siswa.
Faktor lingkungan diantaranya
adalah lingkungan keluarga
yangdapat dilihat dari
interaksi sosial antaranggotakeluarga tersebut.
Winkel (2009)
mengemukakan bahwa prestasibelajar merupakan
bukti keberhasilan yang
telahdicapai oleh seseorang.
Prestasi belajar meru-pakan
hasil maksimum yang
dicapai oleh se-seorang
setelah melaksanakan usaha-usahabelajar.
Menurut
Azwar (2006) prestasi belajar
adalah performa maksimal seseorang dalam
menguasai bahan-bahan ataumateri
yang telah diajarkan
atau telah dipelajari. Dari ketiga pendapat
tersebut dapat ditarikinferetasi bahwa
prestasi belajar sebagai
buktikeberhasilan, hasil maksimal
yang dicapai setelahbelajar, dan
performa maksimal dalam
menguasai materi yang dipelajari.
Dalam (Ramadan & Sidik, 2019)
Sebagaimana dijelaskan oleh Djumindar (2007) “bahwa atletik adalah satu cabang
olaharaga yang terdiri dari gerakan gerakan yang dinamis dan harmonis seperti
jalan, lari, lempar, dan lompat”.
Kemudian menurut Wiarto (2013) “atletik
yaitu suatu cabang olahraga mempertandingkan lari, lompat, jalan, dan lempar”.
Cabang olahraga atletik terdiri dari beberpa nomor yang di perlombakan yaitu
nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Nomor jalan hanya terpaku kepada jarak
tempuhnya saja yaitu 20 KM dan 50 KM. nomor lari terdiri dari tiga perlombaan
yaitu lari jarak pendek, menengah dan jauh. Nomor lompat terdiri dari lompat
jauh, loncat tinggi, trple jump dan loncat galah. Serta nomor lempar terdiri
dari lempar lembing, lempar cakram, lontar martil dan tolak peluru.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
sudah penulis paparkan, rumusan masalah yang penulis ajukan adalah sebagai
berikut :
a. Bagaimana
pengaruh Kreativitas Guru Penjas dalam meningkatkan Prestasi Belajar
Peserta Didik ?
1.3 Tujuan
Penulisan
a. Untuk
mengetahui pengaruh kreativitas guru penjas dalam meningkatkan
Prestasi belajar peserta didik
1.4 Kegunaan Penulisan
1.4.1
Kegunaan Teoretis
Hasil
Makalah ini akan berguna dalam pengembangan teori-teori yang terkait dengan
Kreativitas
seorang Guru Penjas.
1.4.2
Kegunaan Praktis
Hasil Makalah ini dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan bagi orang selanjutnya yang akan membuat makalah dengan
judul yang kurang lebihnya sama.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA DAN
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1
KREATIVITAS
Menurut
Oktavia (2014) kreativitas merupakan hasil karya yang terbaru.Terbaru dapat
diartikan bagi dunia ilmiah. Pengaruh Media Sosial Tiktok Terhadap..39maupun
budaya serta baru juga untuk individunya sendiri. Saat ini kreativitas semakin
berkembang, semakin banyak individu yang mulai mengasah kreativitasnya guna
mengembangkan kemampuan diri untuk bersaing dalam segala bidang. Kreativitas
merupakan hal yang saat ini cukup penting, semakin banyak individu mengembangkan
kreativitasnya tentu semakin banyak pula penemuan baru yang dapat dijadikan
kompetitor.
Menurut
Berg (1999), dalam perspektif klasik, kreativitas dipandang bersifat magis atau
misterius sehingga tidak dapat dianalisis dan oleh karenanya tidak dapat
dikembangkan. Kreativitas dipandang sebagai kemampuan individu jenius
berkemampuan luar biasa yang melibatkan aktivitas pikiran bawah sadar
(unconcious mind) untuk menghasilkan produk yang secara sosial diasumsikan
kreatif. Produk-produk kreatif tersebut berupa karya seni, seperti lukisan atau
puisi.
Menurut
Dunbar dan Weisberg (Matlin, 2003) menyatakan bahwa kreativitas merujuk pada
penggunaan kemampuan berpikir dalam pemecahan masalah sehari-hari yang dapat
dilakukan oleh individu berkemampuan biasa.
Menurut
Alexander (2007) mengemukakan bahwa kreativitas dapat dikembangkan tanpa
memperhatikan level kreativitasnya.
Menurut
Krumm, Aranguren, Arán Filippetti, & Lemos (2016) dimana kreativitas
dipandang sebagai level tertinggi dalam mengekspresikan sebuah ide baru dan
kemampuan untuk mengkombinasikan topik-topik yang tidak saling berhubungan
dengan cara yang berbeda untuk menghindari pola-pola yang sudah umum.
Secara
lebih rinci, Lucas (2016) mengelompokkan lima model kreativitas yang
dikembangkan, yaitu imaginative (bermain dengan kemungkinan, membuat koneksi,
menggunakan intuisi), inquisitive (berkhayal dan bertanya, mengeksplor dan
investigasi, tantangan), persistent (unik, bertahan dalam kesulitan, dan
toleransi), collaborative (memberi dan menerima masukan, kerjasama yang tepat,
berbagi hasil), dan disiplin (refleksi terhadap kritikan, mengembangkan teknik,
pengembangan diri).
2.1.2
PRESTASI BELAJAR
Berdasarkan hasil
penelitian Febrian (2014) Hubungan
Antara Konsep diri dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XII
IPA 2 Tahun Ajaran 2013/2014 di SMA Dharma
Putra Tangerang dimana prestasi belajar adalah hasil dari
suatu proses yang dinyatakan dalam bentuk angka
sebagai proses evaluasi
yang diberikan pada akhir
semester dalam bentuk rapor.
Pendapat lain dari Wuryani dalam
penelitian Febrian (2014) menyatakan
bahwa prestasi belajar adalah
hasil yang dicapai
oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar dan
diberikan oleh pengajar dalam jangka
waktu yang sudah ditentukan sebagai
hasil penilaian belajar.
Selain itu,
penelitian Said, Rusdi,
&Muhammad (2008) menunjukkan
bahwa prestasibelajar siswa
di Indonesia tahun
ajaran 2007-2008 belum memuaskan,
karena secara total dayaserap siswa baru
mencapai 60,93%, atau
siswayang mendapat nilai
kurang dari 65
mencapai39,07%
Sebagaimana dikemukakan
Sudjana (2006) bahwa prestasi
belajar siswa di
sekolah 30%dipengaruhi oleh
lingkungan dan 70%
dipengaruhioleh kemampuan siswa.
Faktor lingkungan diantaranya
adalah lingkungan keluarga
yangdapat dilihat dari
interaksi sosial antaranggotakeluarga tersebut.
Winkel (2009)
mengemukakan bahwa prestasibelajar merupakan
bukti keberhasilan yang
telahdicapai oleh seseorang.
Prestasi belajar meru-pakan
hasil maksimum yang
dicapai oleh se-seorang
setelah melaksanakan usaha-usahabelajar.
Menurut
Azwar (2006) prestasi belajar
adalah performa maksimal seseorang dalam
menguasai bahan-bahan ataumateri
yang telah diajarkan
atau telah dipelajari. Dari ketiga
pendapat tersebut dapat
ditarikinferetasi bahwa prestasi
belajar sebagai buktikeberhasilan, hasil
maksimal yang dicapai
setelahbelajar, dan performa
maksimal dalam menguasai materi yang dipelajari.
2.1.3
CABANG OLAHRAGA ATLETIK
Menurut Kurniawan (2011: 13) atletik
adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari bahasa
Yunani “Athlon” yang berarti “kontes”. Atletik merupakan cabang olahraga yang
diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk
olahraga atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh
Indonesia).
Menurut Rahmani (2014: 43-44) atletik
merupakan olahraga dari berbagai macam penggabungan gerakan, seperti olahraga
jalan, lari, lompat, dan melempar. Atletik sering juga disebut sebagai induk
dari segala cabang olahraga dikarenakan tiap cabang olahraga tidak lepas dari
kegiatan atletik sebagai program pelatihannya, seperti lari. Di benua eropa,
terdapat dua jenis lintasan dan lapangan yang digunakan, yaitu lintasan dan lapangan
dalam ruangan dan lintasan dan lapangan luar ruangan. Masing-masing dari
lintasan atletik ini memiliki manfaat keunggulan tersendiri untuk digunakan
saat pelatihan dan digunakan pada saat musim-musim tertentu.
Menurut Bahagia dkk (2000: 9) istilah atletik
berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Athlon” yang berarti berlomba atau
bertanding.
Menurut Bahagia dkk (2000: 10) secara ringkas
nomor-nomor atletik yang diperlombakan dibagi dalam 4 kelompok, yaitu:
2.1.3.1 . Nomor jalan, yang terdiri dari jarak: 5km, 10km, 20km, dan
50km.
2.1.3.2 . Nomor lari, yang terdiri dari:
·
Lari jarak pendek (sprint): 100m, 200m, dan 400m.
·
Lari jarak menengah (middle distance): 800m, dan 1500m.
·
Lari jarak jauh (long distance): 3.000m, 5.000m, dan 10.000m.
·
Lari marathon: 42,195km.
·
Lari khusus: lari gawang 100m, 110m, dan 400m.
·
Lari estafet: 4 x 100m, dan 4 x 400m.
2.1.3.3 . Nomor lompat: lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi dan
lompat tinggi
galah.
2.1.3.4 . Nomor lempar: lempar lembing,
lempar cakram, lontar martil, dan tolak
peluru.
Dalam (Ramadan & Sidik, 2019)
Sebagaimana dijelaskan oleh Djumindar (2007) “bahwa atletik adalah satu cabang
olaharaga yang terdiri dari gerakan gerakan yang dinamis dan harmonis seperti
jalan, lari, lempar, dan lompat”.
Kemudian menurut Wiarto (2013) “atletik
yaitu suatu cabang olahraga mempertandingkan lari, lompat, jalan, dan lempar”.
Cabang olahraga atletik terdiri dari beberpa nomor yang di perlombakan yaitu
nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Nomor jalan hanya terpaku kepada jarak
tempuhnya saja yaitu 20 KM dan 50 KM. nomor lari terdiri dari tiga perlombaan
yaitu lari jarak pendek, menengah dan jauh. Nomor lompat terdiri dari lompat
jauh, loncat tinggi, trple jump dan loncat galah. Serta nomor lempar terdiri
dari lempar lembing, lempar cakram, lontar martil dan tolak peluru.
2.2 Kerangka Pemikiran
Pembelajaran
dikatakan efektif apabila tujuan pembelajaran dapat tercapai. Proses pembelajaran lari jarak pendek
dapat berlangsung dengan efektif tergantung oleh beberapa
faktor. Antara lain guru, media pembelajaran dan model pembelajaran.Permasalahan yang sering dihadapi
dalam pembelajaran adalah
kurang inovatifnya model pembelajaran yang diterapkan. Sering kali
peserta didik merasa
bosan dalam menerima
pelajaran karena model pembelajaran yang diterapkan kurang diminati oleh peserta didik. Sehingga mengakibatkan hasil belajar akan kurang maksimal. Misalnya
dalam memberikan pembelajaran lari jarak
pendek guru langsung menerapkan tes lari jarak pendek, tanpa mengajarkan teknik-teknik dasar lari terlebih dahulu.
Perlu adanya inovasi-inovasi atau kreativitas lain dalam memberikan pembelajaran
kepada peserta didik.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani harus diterapkan model pembelajaran yang baik dan tepat. Banyaknya
model pembelajaran menuntut
seorang guru pendidikan jasmani harus menguasai dan memahami model-model pembelajaran pendidikan jasmani. Pada dasarnya semua model pembelajaran apapun baik digunakan
dalam pembelajaran asalkan
sesuai dengan karakteristik materi pelajarannya. Pada
materi lari jarak pendek, model yang akan digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan
bermain.
Melalui
model pembelajaran pendekatan bermain memungkinkan peserta didik lebih
aktif, lebih semangat, serta partisipasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran akan meningkat. Hal ini dikarenakan pembelajaran pendekatan bermain ini dilakukan dalam berbagai
bentuk variasi permainan, sehingga lebih bersemangat dalam
mengikuti pelajaran. Dengan
meningkatnya minat peserta
didik dalam mengikuti proses
pembelajaran diharapkan hasil belajar lari jarak pendek akan meningkat.
BAB 3
HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Sesuai
dengan permasalahan yang penulis bahas dalam penelitian ini, berikut ini
penulis kemukakan hasil tes awal dan akhir lari sprint siswa Kelas 5 SDN
Manggalasari Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2023/2024. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada table 3.1 dan 3.2 dibawah ini.
Tabel 3.1 Data Hasil
Test Awal Lari Sprint
No |
Nama |
Tes Awal |
1 |
Adji Akbar Maulana |
09.20 |
2 |
Ai Sheila Nurfadilah |
12.00 |
3 |
Aini Maharani |
09.74 |
4 |
Ajeng Kamila Sahfitri |
09.58 |
5 |
Akbar Caesar Nurfattah |
09.35 |
6 |
Al Fadhl Rezqa |
10.08 |
7 |
Azka Yudika Rahpana |
10.34 |
8 |
Dena |
11.72 |
9 |
Denden Maulana |
10.41 |
10 |
Dian |
- |
11 |
Fadhillah Nur Shafar |
11.50 |
12 |
Fahrezi Saputra Pratama |
09.76 |
13 |
Fanny Silviana |
- |
14 |
Fitri Oktaviani |
13.08 |
15 |
Gisha Putri Arviana |
11.19 |
16 |
Haykal Robbani |
09.94 |
17 |
Ikhsan Nur Padzilah |
09.74 |
18 |
Irvan Padillah |
08.57 |
19 |
Khaila Anjani |
14.25 |
20 |
Larissa Amanda Putri |
12.82 |
21 |
Lidya Milda Septiani |
11.31 |
22 |
Mega Aulia |
10.79 |
23 |
Mila Aulia |
10.14 |
24 |
Muhammad Fabian Ilham |
09.09 |
25 |
Putra Malayka Nadhin |
- |
26 |
Rahma Damayanti |
12.10 |
27 |
Rahmat |
09.81 |
28 |
Raihan Jumklinov |
09.76 |
29 |
Raisya Amalia P P |
11.98 |
30 |
Restu Ihsan Nugraha |
10.12 |
31 |
Ridho Abdul Ajiz |
08.52 |
32 |
Risha Afriliani |
10.98 |
33 |
Sabil Anshari Sasdani |
09.18 |
34 |
Talia Tatiana Iswandi |
12.70 |
35 |
Wildansyah |
09.67 |
36 |
Rizki |
10.00 |
Tabel 3.2 Data Hasil
Test Akhir Lari Sprint
No |
Nama |
Tes Akhir |
1 |
Adji Akbar Maulana |
11.31 |
2 |
Ai Sheila Nurfadilah |
12.25 |
3 |
Aini Maharani |
13.53 |
4 |
Ajeng Kamila Sahfitri |
11.97 |
5 |
Akbar Caesar Nurfattah |
10.46 |
6 |
Al Fadhl Rezqa |
10.33 |
7 |
Azka Yudika Rahpana |
10.79 |
8 |
Dena |
14.65 |
9 |
Denden Maulana |
10.08 |
10 |
Dian |
- |
11 |
Fadhillah Nur Shafar |
12.50 |
12 |
Fahrezi Saputra Pratama |
09.94 |
13 |
Fanny Silviana |
- |
14 |
Fitri Oktaviani |
12.42 |
15 |
Gisha Putri Arviana |
10.54 |
16 |
Haykal Robbani |
10.00 |
17 |
Ikhsan Nur Padzilah |
09.94 |
18 |
Irvan Padillah |
09.02 |
19 |
Khaila Anjani |
15.22 |
20 |
Larissa Amanda Putri |
14.50 |
21 |
Lidya Milda Septiani |
12.16 |
22 |
Mega Aulia |
12.62 |
23 |
Mila Aulia |
11.37 |
24 |
Muhammad Fabian Ilham |
09.22 |
25 |
Putra Malayka Nadhin |
- |
26 |
Rahma Damayanti |
13.01 |
27 |
Rahmat |
10.45 |
28 |
Raihan Jumklinov |
09.30 |
29 |
Raisya Amalia P P |
12.30 |
30 |
Restu Ihsan Nugraha |
11.51 |
31 |
Ridho Abdul Ajiz |
09.87 |
32 |
Risha Afriliani |
11.57 |
33 |
Sabil Anshari Sasdani |
09.16 |
34 |
Talia Tatiana Iswandi |
12.75 |
35 |
Wildansyah |
07.99 |
36 |
Rizki |
10.67 |
3.2 Pembahasan
Dalam bagian ini
penulis akan membahas hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan
pendekatan statistik. Pengujian tersebut dilakukan untuk menjawab permasalahan
penelitian yang penulis ajukan.
Adapun hipotesis
yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Kreativitas guru penjas dalam
meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam cabang olahraga atletik nomor
sprint pada siswa SDN Manggalasari Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2023/2024.
Kebenaran pengujian hipotesis
tersebut didukung oleh data hasil penelitian dengan menggunakan data hasil
Pengujian/Test Lari Sprint yang sudah peneliti lampirkan.
Berdasarkan
hasil pengujian tersebut, maka hipotesis yang penulis ajukan dapat terjawab. Bahwasannya,
Tidak adanya pengaruh Kreativitas guru penjas dalam meningkatkan prestasi
belajar peserta didik dalam cabang olahraga atletik nomor sprint pada siswa SDN
Manggalasari Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2023/2024, Karena dengan segitu
banyaknya jumlah siswa yang mengikuti test lari sprint tersebut, dapat dilihat
bahwasannya hanya 6 orang siswa yang bisa mencatatkan waktu test akhir lebih
baik dari waktu test awalnya.
BAB 4
KESIMPULAN
4.1 Simpulan
Sesuai dengan
analisis dan pembahasan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut. “Kreativitas Guru Penjas tidak ada pengaruh dalam
meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik dalam Cabang Olahraga Atletik Nomor
Sprint pada siswa SDN Manggalasari Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2023/2024”.
Kebenaran pengujian hipotesis tersebut didukung oleh data hasil penelitian yang
sudah peneliti lampirkan, dengan hasil yang diperoleh ialah, hanya 6 orang
siswa yang dapat mencatatkan waktu di test akhir dengan baik, dan sisa dari
siswa tersebut masih kurang dalam pencatatan waktu larinya.
5.2 Saran
Mengacu pada
hasil yang telah diperoleh penelitian ini, maka penulis menyarankan beberapa
hal sebagai berikut :
1) Bagi guru olahraga maupun pembina olahraga
di sekolah-sekolah bahwasannya, masih banyak bentuk kreativitas guru olahraga
yang dapat di lakukan di sekolah, dalam penelitian ini, peneliti hanya
memberikan beberapa diantaranya saja, jadi masih bisa di eksplor Kembali untuk
bentuk kreativitas lainnya.
2) Karena ruang lingkup penelitian ini
terbatas, penulis menyarankan untuk terus dikembangkan Kembali dengan baik,
karena apabila bisa mendapatkan waktu yang lebih banyak, peneliti kira untuk
hasilnya akan mendapatkan hasil penelitian yang jauh lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Fitri,
A. N. Pertiwi, L. B. dan Sary, M. P. (2021) Pengaruh Media Sosial Tiktok
Terhadap Kreativitas Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Jakarta
Angkatan 2019. Ilmu komunikasi Universitas Negeri Jakarta.
Astuti,
H. (2019) Pengaruh Penggunaan Gadget Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa/Siswi
Sman 2 Tembilahan. Akademi Kebidanan Husada Gemilang Tembilahan.
Mahmudi,
A. (2008) Tinjauan Kreativitas Dalam Pembelajaran Matematika. Jurusan
Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
Amrullah,
S. Tae, L. F. Irawan, F. I. Ramdani, Z. dan Prakoso, B. H. (2018) Studi
Sistematik Aspek Kreativitas dalam Konteks Pendidikan. 1 Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) Bandung 2 Universitas Timor, Nusa Tenggara Timur 3,4 UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.
Mulyaningsih,
I. E. (2014) Pengaruh Interaksi Sosial
Keluarga, Motivasi Belajar, Dankemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar. FKIP Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.
Idris, A. (2016) Pembinaan Cabang
Olahraga Atletik Pplpd Kabupaten Nganjuk. Program Studi S1- Ilmu Keolahragaan,
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya.
Fadiahaya,
A. N. Q. (2022) Motivasi Latihan Atlet Atletik Nomor Lari Di Kabupaten Ciamis.
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Pendidikan Jasmani. Universitas
Siliwangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar