Selasa, 17 Juni 2025

MAKALAH Kreativitas Guru Penjas dalam meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik dalam Cabang Olahraga Atletik nomor Sprint

 

BAB 1

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

Pendidikan saat ini sudah merupakan suatu kebutuhan bagi manusia di berbagai negara di dunia. Pendidikan dapat mempengaruhi posisi pekerjaan seseorang. Setiap negara memiliki standar pendidikan masing-masing sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh negara tersebut. Sistem pendidikan di Indonesia sudah diatur dalam Undang- Undang Pendidikan yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, 2003) .

Seperti yang dijelaskan dalam Undang- Undang RI Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pada bagian kedua pasal 25 ayat (2) yang berbunyi: “Pembinaan dan Pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan melalui proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru atau dosen olahraga yang berkualifikasi dan memiliki kompetensi serta didukung prasarana dan sarana olahraga yang memadai” (Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional, 2005).

Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah memiliki peranan yang sangat penting, dimana siswa diberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar. Keterampilan anak dalam bermain juga merupakan gerak dasar dalam pembinaan olahraga, maka pembelajaran atletik penting untuk diajarkan kepada siswa yang disesuaikan dengan karakteristik siswa tersebut.

Lari sprint merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang termasuk dalam materi pokok pendidikan jasmani (Aerenhouts et al., 2012). Lari merupakan lompatan yang berturut- turut dan di dalam nya terdapat suatu fase di mana kedua kaki tidak menginjak/menumpu pada tanah. Lari sprint adalah lari cepat, karena jaraknya yang dekat, maka seorang pelari (sprinter) dituntut untuk mengeluarkan seluruh kekuatan tubuhnya untuk berlari secepat mungkin sampai garis finish. Di dalam lari sprint terdiri dari 100 meter, 200 meter, dan 400 meter.

Menurut Oktavia (2014) kreativitas merupakan hasil karya yang terbaru.Terbaru dapat diartikan bagi dunia ilmiah. Pengaruh Media Sosial Tiktok Terhadap..39maupun budaya serta baru juga untuk individunya sendiri. Saat ini kreativitas semakin berkembang, semakin banyak individu yang mulai mengasah kreativitasnya guna mengembangkan kemampuan diri untuk bersaing dalam segala bidang. Kreativitas merupakan hal yang saat ini cukup penting, semakin banyak individu mengembangkan kreativitasnya tentu semakin banyak pula penemuan baru yang dapat dijadikan kompetitor.

Menurut Berg (1999), dalam perspektif klasik, kreativitas dipandang bersifat magis atau misterius sehingga tidak dapat dianalisis dan oleh karenanya tidak dapat dikembangkan. Kreativitas dipandang sebagai kemampuan individu jenius berkemampuan luar biasa yang melibatkan aktivitas pikiran bawah sadar (unconcious mind) untuk menghasilkan produk yang secara sosial diasumsikan kreatif. Produk-produk kreatif tersebut berupa karya seni, seperti lukisan atau puisi.

Menurut Dunbar dan Weisberg (Matlin, 2003) menyatakan bahwa kreativitas merujuk pada penggunaan kemampuan berpikir dalam pemecahan masalah sehari-hari yang dapat dilakukan oleh individu berkemampuan biasa.

Menurut Alexander (2007) mengemukakan bahwa kreativitas dapat dikembangkan tanpa memperhatikan level kreativitasnya.

Menurut Krumm, Aranguren, Arán Filippetti, & Lemos (2016) dimana kreativitas dipandang sebagai level tertinggi dalam mengekspresikan sebuah ide baru dan kemampuan untuk mengkombinasikan topik-topik yang tidak saling berhubungan dengan cara yang berbeda untuk menghindari pola-pola yang sudah umum.

Secara lebih rinci, Lucas (2016) mengelompokkan lima model kreativitas yang dikembangkan, yaitu imaginative (bermain dengan kemungkinan, membuat koneksi, menggunakan intuisi), inquisitive (berkhayal dan bertanya, mengeksplor dan investigasi, tantangan), persistent (unik, bertahan dalam kesulitan, dan toleransi), collaborative (memberi dan menerima masukan, kerjasama yang tepat, berbagi hasil), dan disiplin (refleksi terhadap kritikan, mengembangkan teknik, pengembangan diri).

Berdasarkan  hasil  penelitian  Febrian (2014)  Hubungan  Antara  Konsep  diri dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPA 2 Tahun Ajaran 2013/2014 di SMA Dharma    Putra    Tangerang    dimana prestasi belajar adalah hasil dari suatu proses yang dinyatakan dalam bentuk angka  sebagai  proses  evaluasi  yang diberikan  pada  akhir  semester  dalam bentuk   rapor.   Pendapat   lain   dari Wuryani    dalam    penelitian    Febrian (2014)   menyatakan   bahwa   prestasi belajar  adalah  hasil  yang  dicapai  oleh siswa  selama  berlangsungnya  proses belajar  dan  diberikan  oleh  pengajar dalam   jangka   waktu   yang   sudah ditentukan   sebagai   hasil   penilaian belaja.

Selain  itu,  penelitian  Said,  Rusdi,  &Muhammad  (2008)  menunjukkan  bahwa  prestasibelajar  siswa  di  Indonesia  tahun  ajaran  2007-2008 belum memuaskan, karena secara total dayaserap  siswa  baru  mencapai  60,93%,  atau  siswayang  mendapat  nilai  kurang  dari  65  mencapai39,07%

Sebagaimana  dikemukakan  Sudjana  (2006) bahwa  prestasi  belajar  siswa  di  sekolah  30%dipengaruhi  oleh  lingkungan  dan  70%  dipengaruhioleh  kemampuan  siswa.  Faktor  lingkungan  diantaranya  adalah  lingkungan  keluarga  yangdapat  dilihat  dari  interaksi  sosial  antaranggotakeluarga  tersebut.

Winkel  (2009)  mengemukakan  bahwa  prestasibelajar  merupakan  bukti  keberhasilan  yang  telahdicapai  oleh  seseorang.  Prestasi  belajar  meru-pakan  hasil  maksimum  yang  dicapai  oleh  se-seorang  setelah  melaksanakan  usaha-usahabelajar.

Menurut Azwar  (2006) prestasi  belajar  adalah  performa  maksimal seseorang  dalam  menguasai  bahan-bahan  ataumateri  yang  telah  diajarkan  atau  telah  dipelajari. Dari  ketiga  pendapat  tersebut  dapat  ditarikinferetasi  bahwa  prestasi  belajar  sebagai  buktikeberhasilan,  hasil  maksimal  yang  dicapai  setelahbelajar,  dan  performa  maksimal  dalam  menguasai materi yang dipelajari.

Dalam (Ramadan & Sidik, 2019) Sebagaimana dijelaskan oleh Djumindar (2007) “bahwa atletik adalah satu cabang olaharaga yang terdiri dari gerakan gerakan yang dinamis dan harmonis seperti jalan, lari, lempar, dan lompat”.

Kemudian menurut Wiarto (2013) “atletik yaitu suatu cabang olahraga mempertandingkan lari, lompat, jalan, dan lempar”. Cabang olahraga atletik terdiri dari beberpa nomor yang di perlombakan yaitu nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Nomor jalan hanya terpaku kepada jarak tempuhnya saja yaitu 20 KM dan 50 KM. nomor lari terdiri dari tiga perlombaan yaitu lari jarak pendek, menengah dan jauh. Nomor lompat terdiri dari lompat jauh, loncat tinggi, trple jump dan loncat galah. Serta nomor lempar terdiri dari lempar lembing, lempar cakram, lontar martil dan tolak peluru.

 

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah penulis paparkan, rumusan masalah yang penulis ajukan adalah sebagai berikut :

a.       Bagaimana pengaruh Kreativitas Guru Penjas dalam meningkatkan Prestasi Belajar

Peserta Didik ?

 

1.3  Tujuan Penulisan

a.       Untuk mengetahui pengaruh kreativitas guru penjas dalam meningkatkan

Prestasi belajar peserta didik

 

1.4 Kegunaan Penulisan

1.4.1 Kegunaan Teoretis

Hasil Makalah ini akan berguna dalam pengembangan teori-teori yang terkait dengan

Kreativitas seorang Guru Penjas.

1.4.2 Kegunaan Praktis

    Hasil Makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi orang selanjutnya yang akan membuat makalah dengan judul yang kurang lebihnya sama.

 

 

 

 

 

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

 

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 KREATIVITAS

Menurut Oktavia (2014) kreativitas merupakan hasil karya yang terbaru.Terbaru dapat diartikan bagi dunia ilmiah. Pengaruh Media Sosial Tiktok Terhadap..39maupun budaya serta baru juga untuk individunya sendiri. Saat ini kreativitas semakin berkembang, semakin banyak individu yang mulai mengasah kreativitasnya guna mengembangkan kemampuan diri untuk bersaing dalam segala bidang. Kreativitas merupakan hal yang saat ini cukup penting, semakin banyak individu mengembangkan kreativitasnya tentu semakin banyak pula penemuan baru yang dapat dijadikan kompetitor.

Menurut Berg (1999), dalam perspektif klasik, kreativitas dipandang bersifat magis atau misterius sehingga tidak dapat dianalisis dan oleh karenanya tidak dapat dikembangkan. Kreativitas dipandang sebagai kemampuan individu jenius berkemampuan luar biasa yang melibatkan aktivitas pikiran bawah sadar (unconcious mind) untuk menghasilkan produk yang secara sosial diasumsikan kreatif. Produk-produk kreatif tersebut berupa karya seni, seperti lukisan atau puisi.

Menurut Dunbar dan Weisberg (Matlin, 2003) menyatakan bahwa kreativitas merujuk pada penggunaan kemampuan berpikir dalam pemecahan masalah sehari-hari yang dapat dilakukan oleh individu berkemampuan biasa.

Menurut Alexander (2007) mengemukakan bahwa kreativitas dapat dikembangkan tanpa memperhatikan level kreativitasnya.

Menurut Krumm, Aranguren, Arán Filippetti, & Lemos (2016) dimana kreativitas dipandang sebagai level tertinggi dalam mengekspresikan sebuah ide baru dan kemampuan untuk mengkombinasikan topik-topik yang tidak saling berhubungan dengan cara yang berbeda untuk menghindari pola-pola yang sudah umum.

Secara lebih rinci, Lucas (2016) mengelompokkan lima model kreativitas yang dikembangkan, yaitu imaginative (bermain dengan kemungkinan, membuat koneksi, menggunakan intuisi), inquisitive (berkhayal dan bertanya, mengeksplor dan investigasi, tantangan), persistent (unik, bertahan dalam kesulitan, dan toleransi), collaborative (memberi dan menerima masukan, kerjasama yang tepat, berbagi hasil), dan disiplin (refleksi terhadap kritikan, mengembangkan teknik, pengembangan diri).

 

2.1.2 PRESTASI BELAJAR

Berdasarkan  hasil  penelitian  Febrian (2014)  Hubungan  Antara  Konsep  diri dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPA 2 Tahun Ajaran 2013/2014 di SMA Dharma    Putra    Tangerang    dimana prestasi belajar adalah hasil dari suatu proses yang dinyatakan dalam bentuk angka  sebagai  proses  evaluasi  yang diberikan  pada  akhir  semester  dalam bentuk   rapor.   Pendapat   lain   dari Wuryani    dalam    penelitian    Febrian (2014)   menyatakan   bahwa   prestasi belajar  adalah  hasil  yang  dicapai  oleh siswa  selama  berlangsungnya  proses belajar  dan  diberikan  oleh  pengajar dalam   jangka   waktu   yang   sudah ditentukan   sebagai   hasil   penilaian belajar.

Selain  itu,  penelitian  Said,  Rusdi,  &Muhammad  (2008)  menunjukkan  bahwa  prestasibelajar  siswa  di  Indonesia  tahun  ajaran  2007-2008 belum memuaskan, karena secara total dayaserap  siswa  baru  mencapai  60,93%,  atau  siswayang  mendapat  nilai  kurang  dari  65  mencapai39,07%

Sebagaimana  dikemukakan  Sudjana  (2006) bahwa  prestasi  belajar  siswa  di  sekolah  30%dipengaruhi  oleh  lingkungan  dan  70%  dipengaruhioleh  kemampuan  siswa.  Faktor  lingkungan  diantaranya  adalah  lingkungan  keluarga  yangdapat  dilihat  dari  interaksi  sosial  antaranggotakeluarga  tersebut.

Winkel  (2009)  mengemukakan  bahwa  prestasibelajar  merupakan  bukti  keberhasilan  yang  telahdicapai  oleh  seseorang.  Prestasi  belajar  meru-pakan  hasil  maksimum  yang  dicapai  oleh  se-seorang  setelah  melaksanakan  usaha-usahabelajar.

Menurut Azwar  (2006) prestasi  belajar  adalah  performa  maksimal seseorang  dalam  menguasai  bahan-bahan  ataumateri  yang  telah  diajarkan  atau  telah  dipelajari. Dari  ketiga  pendapat  tersebut  dapat  ditarikinferetasi  bahwa  prestasi  belajar  sebagai  buktikeberhasilan,  hasil  maksimal  yang  dicapai  setelahbelajar,  dan  performa  maksimal  dalam  menguasai materi yang dipelajari.

 

2.1.3 CABANG OLAHRAGA ATLETIK

Menurut Kurniawan (2011: 13) atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari bahasa Yunani “Athlon” yang berarti “kontes”. Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).

Menurut Rahmani (2014: 43-44) atletik merupakan olahraga dari berbagai macam penggabungan gerakan, seperti olahraga jalan, lari, lompat, dan melempar. Atletik sering juga disebut sebagai induk dari segala cabang olahraga dikarenakan tiap cabang olahraga tidak lepas dari kegiatan atletik sebagai program pelatihannya, seperti lari. Di benua eropa, terdapat dua jenis lintasan dan lapangan yang digunakan, yaitu lintasan dan lapangan dalam ruangan dan lintasan dan lapangan luar ruangan. Masing-masing dari lintasan atletik ini memiliki manfaat keunggulan tersendiri untuk digunakan saat pelatihan dan digunakan pada saat musim-musim tertentu.

Menurut Bahagia dkk (2000: 9) istilah atletik berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Athlon” yang berarti berlomba atau bertanding.

 Menurut Bahagia dkk (2000: 10) secara ringkas nomor-nomor atletik yang diperlombakan dibagi dalam 4 kelompok, yaitu:

      2.1.3.1 . Nomor jalan, yang terdiri dari jarak: 5km, 10km, 20km, dan 50km.

      2.1.3.2 . Nomor lari, yang terdiri dari:

    · Lari jarak pendek (sprint): 100m, 200m, dan 400m.

    · Lari jarak menengah (middle distance): 800m, dan 1500m.

    · Lari jarak jauh (long distance): 3.000m, 5.000m, dan 10.000m.

    · Lari marathon: 42,195km.

                     · Lari khusus: lari gawang 100m, 110m, dan 400m.

                     · Lari estafet: 4 x 100m, dan 4 x 400m.

      2.1.3.3 . Nomor lompat: lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi dan lompat tinggi

galah.             

      2.1.3.4 . Nomor lempar: lempar lembing, lempar cakram, lontar martil, dan tolak

                    peluru.

Dalam (Ramadan & Sidik, 2019) Sebagaimana dijelaskan oleh Djumindar (2007) “bahwa atletik adalah satu cabang olaharaga yang terdiri dari gerakan gerakan yang dinamis dan harmonis seperti jalan, lari, lempar, dan lompat”.

Kemudian menurut Wiarto (2013) “atletik yaitu suatu cabang olahraga mempertandingkan lari, lompat, jalan, dan lempar”. Cabang olahraga atletik terdiri dari beberpa nomor yang di perlombakan yaitu nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Nomor jalan hanya terpaku kepada jarak tempuhnya saja yaitu 20 KM dan 50 KM. nomor lari terdiri dari tiga perlombaan yaitu lari jarak pendek, menengah dan jauh. Nomor lompat terdiri dari lompat jauh, loncat tinggi, trple jump dan loncat galah. Serta nomor lempar terdiri dari lempar lembing, lempar cakram, lontar martil dan tolak peluru.

 

2.2 Kerangka Pemikiran

Pembelajaran dikatakan efektif apabila tujuan pembelajaran dapat tercapai. Proses pembelajaran lari jarak pendek dapat berlangsung dengan efektif tergantung          oleh beberapa faktor. Antara lain guru, media pembelajaran dan model pembelajaran.Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembelajaran adalah kurang inovatifnya model pembelajaran yang diterapkan. Sering kali peserta didik  merasa bosan dalam menerima pelajaran karena model pembelajaran yang diterapkan kurang diminati oleh peserta didik. Sehingga mengakibatkan hasil  belajar akan kurang maksimal. Misalnya dalam memberikan pembelajaran lari jarak pendek guru langsung menerapkan tes lari jarak pendek, tanpa mengajarkan teknik-teknik dasar lari terlebih dahulu. Perlu adanya inovasi-inovasi atau kreativitas lain dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani harus diterapkan model  pembelajaran yang baik dan tepat. Banyaknya model pembelajaran menuntut seorang guru pendidikan jasmani harus menguasai dan memahami model-model pembelajaran pendidikan jasmani. Pada dasarnya semua model pembelajaran apapun baik digunakan dalam pembelajaran asalkan sesuai dengan karakteristik materi pelajarannya. Pada materi lari jarak pendek, model yang akan digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan bermain.

Melalui model pembelajaran pendekatan bermain memungkinkan peserta didik lebih aktif, lebih semangat, serta partisipasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran akan meningkat. Hal ini dikarenakan pembelajaran pendekatan bermain ini dilakukan dalam berbagai bentuk variasi permainan, sehingga lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Dengan meningkatnya minat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran diharapkan hasil belajar lari jarak pendek akan meningkat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 3

HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

 

3.1 Deskripsi Hasil Penelitian

            Sesuai dengan permasalahan yang penulis bahas dalam penelitian ini, berikut ini penulis kemukakan hasil tes awal dan akhir lari sprint siswa Kelas 5 SDN Manggalasari Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2023/2024. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 3.1 dan 3.2 dibawah ini.

Tabel 3.1 Data Hasil Test Awal Lari Sprint

No

Nama

Tes Awal

1

Adji Akbar Maulana

09.20

2

Ai Sheila Nurfadilah

12.00

3

Aini Maharani

09.74

4

Ajeng Kamila Sahfitri

09.58

5

Akbar Caesar Nurfattah

09.35

6

Al Fadhl Rezqa

10.08

7

Azka Yudika Rahpana

10.34

8

Dena

11.72

9

Denden Maulana

10.41

10

Dian

-

11

Fadhillah Nur Shafar

11.50

12

Fahrezi Saputra Pratama

09.76

13

Fanny Silviana

-

14

Fitri Oktaviani

13.08

15

Gisha Putri Arviana

11.19

16

Haykal Robbani

09.94

17

Ikhsan Nur Padzilah

09.74

18

Irvan Padillah

08.57

19

Khaila Anjani

14.25

20

Larissa Amanda Putri

12.82

21

Lidya Milda Septiani

11.31

22

Mega Aulia

10.79

23

Mila Aulia

10.14

24

Muhammad Fabian Ilham

09.09

25

Putra Malayka Nadhin

-

26

Rahma Damayanti

12.10

27

Rahmat

09.81

28

Raihan Jumklinov

09.76

29

Raisya Amalia P P

11.98

30

Restu Ihsan Nugraha

10.12

31

Ridho Abdul Ajiz

08.52

32

Risha Afriliani

10.98

33

Sabil Anshari Sasdani

09.18

34

Talia Tatiana Iswandi

12.70

35

Wildansyah

09.67

36

Rizki

10.00

Tabel 3.2 Data Hasil Test Akhir Lari Sprint

No

Nama

Tes Akhir

1

Adji Akbar Maulana

11.31

2

Ai Sheila Nurfadilah

12.25

3

Aini Maharani

13.53

4

Ajeng Kamila Sahfitri

11.97

5

Akbar Caesar Nurfattah

10.46

6

Al Fadhl Rezqa

10.33

7

Azka Yudika Rahpana

10.79

8

Dena

14.65

9

Denden Maulana

10.08

10

Dian

-

11

Fadhillah Nur Shafar

12.50

12

Fahrezi Saputra Pratama

09.94

13

Fanny Silviana

-

14

Fitri Oktaviani

12.42

15

Gisha Putri Arviana

10.54

16

Haykal Robbani

10.00

17

Ikhsan Nur Padzilah

09.94

18

Irvan Padillah

09.02

19

Khaila Anjani

15.22

20

Larissa Amanda Putri

14.50

21

Lidya Milda Septiani

12.16

22

Mega Aulia

12.62

23

Mila Aulia

11.37

24

Muhammad Fabian Ilham

09.22

25

Putra Malayka Nadhin

-

26

Rahma Damayanti

13.01

27

Rahmat

10.45

28

Raihan Jumklinov

09.30

29

Raisya Amalia P P

12.30

30

Restu Ihsan Nugraha

11.51

31

Ridho Abdul Ajiz

09.87

32

Risha Afriliani

11.57

33

Sabil Anshari Sasdani

09.16

34

Talia Tatiana Iswandi

12.75

35

Wildansyah

07.99

36

Rizki

10.67

 

3.2 Pembahasan

Dalam bagian ini penulis akan membahas hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan statistik. Pengujian tersebut dilakukan untuk menjawab permasalahan penelitian yang penulis ajukan.

Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Kreativitas guru penjas dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam cabang olahraga atletik nomor sprint pada siswa SDN Manggalasari Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2023/2024.

Kebenaran pengujian hipotesis tersebut didukung oleh data hasil penelitian dengan menggunakan data hasil Pengujian/Test Lari Sprint yang sudah peneliti lampirkan.

Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka hipotesis yang penulis ajukan dapat terjawab. Bahwasannya, Tidak adanya pengaruh Kreativitas guru penjas dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam cabang olahraga atletik nomor sprint pada siswa SDN Manggalasari Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2023/2024, Karena dengan segitu banyaknya jumlah siswa yang mengikuti test lari sprint tersebut, dapat dilihat bahwasannya hanya 6 orang siswa yang bisa mencatatkan waktu test akhir lebih baik dari waktu test awalnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 4

KESIMPULAN

 

4.1 Simpulan

Sesuai dengan analisis dan pembahasan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. “Kreativitas Guru Penjas tidak ada pengaruh dalam meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik dalam Cabang Olahraga Atletik Nomor Sprint pada siswa SDN Manggalasari Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2023/2024”. Kebenaran pengujian hipotesis tersebut didukung oleh data hasil penelitian yang sudah peneliti lampirkan, dengan hasil yang diperoleh ialah, hanya 6 orang siswa yang dapat mencatatkan waktu di test akhir dengan baik, dan sisa dari siswa tersebut masih kurang dalam pencatatan waktu larinya.

 

5.2 Saran

Mengacu pada hasil yang telah diperoleh penelitian ini, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut :

 1) Bagi guru olahraga maupun pembina olahraga di sekolah-sekolah bahwasannya, masih banyak bentuk kreativitas guru olahraga yang dapat di lakukan di sekolah, dalam penelitian ini, peneliti hanya memberikan beberapa diantaranya saja, jadi masih bisa di eksplor Kembali untuk bentuk kreativitas lainnya.

2) Karena ruang lingkup penelitian ini terbatas, penulis menyarankan untuk terus dikembangkan Kembali dengan baik, karena apabila bisa mendapatkan waktu yang lebih banyak, peneliti kira untuk hasilnya akan mendapatkan hasil penelitian yang jauh lebih baik lagi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Fitri, A. N. Pertiwi, L. B. dan Sary, M. P. (2021) Pengaruh Media Sosial Tiktok Terhadap Kreativitas Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2019. Ilmu komunikasi Universitas Negeri Jakarta.

Astuti, H. (2019) Pengaruh Penggunaan Gadget Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa/Siswi Sman 2 Tembilahan. Akademi Kebidanan Husada Gemilang Tembilahan.

Mahmudi, A. (2008) Tinjauan Kreativitas Dalam Pembelajaran Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

Amrullah, S. Tae, L. F. Irawan, F. I. Ramdani, Z. dan Prakoso, B. H. (2018) Studi Sistematik Aspek Kreativitas dalam Konteks Pendidikan. 1 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung 2 Universitas Timor, Nusa Tenggara Timur 3,4 UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Mulyaningsih, I. E. (2014) Pengaruh  Interaksi Sosial Keluarga, Motivasi Belajar, Dankemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar. FKIP Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.

Idris, A. (2016) Pembinaan Cabang Olahraga Atletik Pplpd Kabupaten Nganjuk. Program Studi S1- Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya.

Fadiahaya, A. N. Q. (2022) Motivasi Latihan Atlet Atletik Nomor Lari Di Kabupaten Ciamis. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Pendidikan Jasmani. Universitas Siliwangi.